Mohon tunggu...
Rishalia Azzahra Dwiana
Rishalia Azzahra Dwiana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

its me

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Balada Tahu Tempe

18 Oktober 2022   17:14 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:18 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para perajin tahu tempe di kota Bandung serempak memberhentikan produksi pembuatan tahu tempe nya, dan para pedagang juga melakukan hal yang sama yaitu mulai berhenti berjualan karena habisnya stok yang tersedia. Hal ini dikarenakan naiknya harga kedelai menjadi Rp 14.000/kilogram.

Di beberapa pasar di kabupaten bandung, ada para penjual tahu tempe yang masih berjualan bahkan stok tahu tempe nya masih sangat aman untuk dijual beberapa hari kedepan.

Atikah, adalah salah satu pedagang tahu tempe di pasar Baleendah, Bandung. Ia mengatakan bahwa ia tidak mengikuti aksi mogok tersebut dan lebih memilih untuk berjualan untuk mendapatkan uang. Menurutnya melakukan hal tersebut adalah tindakan yang sia-sia dan membuang-buang waktu karena itu tidak akan membuat harga kedelainya berubah menjadi turun. 

Tahu tempe yang dijual Atikah memiliki ukuran yang berbeda beda, yaitu untuk tempe yang berukuran kecil dan ukuran besar memiliki harga yang berbeda, berkisar antara Rp 5.000 - Rp 10.000. Tapi setelah harga kedelainya naik, tahu tempe yang dijualnya memiliki ukuran yang terlihat menjadi semakin tipis. Dan untuk tahu, tahu juga mau yang kecil atau besar untuk ukurannya sama menjadi tipis juga. 

Tahu untuk yang ukuran kecil di jual dengan harga sekitar Rp 3.000 dan yang ukuran besar harganya Rp 5.000. Walaupun demikian Atikah masih belum menaikan harga tahu tempe yang ia jual karena dia masih menunggu keputusan dari pemerintah atas kenaikan harga kedelai yang sedang terjadi.

Sementara itu, ada seorang pedagang sekaligus perajin tahu tempe di Soreang, ia mengatakan bahwa aksi mogok ini akan menghambat aktivitas di pasar dan akan membuat kegaduhan yang mengganggu kenyamanan publik. menurutnya juga ukuran tahu tempe yang semakin tipis itu bukan suatu masalah besar yang dihadapi, masyarakat juga tidak akan merasa terbebani dengan hal tersebut, mereka akan tetap membelinya karena mereka membutuhkan tahu tempe untuk kebutuhan sehari-hari. 

Pemerintah juga, adapun saat ini sedang membantu para perajin dan pedagang untuk mensubsidi harga kedelai dan akhirnya turun menjadi Rp 13.500/kilogram. program ini hanya berlangsung sebentar dan sudah tidak dilanjutkan kembali. 

Perajin tersebut juga menjelaskan bahwa aksi ini itu bisa saja para perajin dan pedagang tahu tempe lakukan jika kenaikan harga kedelainya sudah tidak bisa dikondisikan lagi dan para perajin sudah benar-benar kehabisan stok kedelainya yang mengakibatkan tahu tempe sudah sangat sulit ditemukan di pasaran, bukan hanya di Bandung tetapi di daerah-daerah lain juga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun