Perbincangan mengenai peran pemuda di era milenium memang cukup dilematis dan dramatis. Pemuda masa kini tumbuh di era digital yang perkembangannya tidak dapat dibendung. Menyikapi hal ini, ada banyak sekali respon tindakan baik positif maupun negatif. Pemanfaatan teknologi yang tumbuh dengan sangat pesat mutlak menjadi hak masing-masing individu, memang. Sebuah pilihan, apakah akan mengambil keuntungan secara positif ataukah terlena.
Alangkah baiknya jika kehadiran era digital dipandang dari sisi kemudahan akses. Dengan mengusung budaya membaca, misalnya, kita dapat mengemasnya lebih praktis melalui berkembangnya dunia digital. Saat ini telah tersedia aplikasi-aplikasi yang memberikan akses untuk membaca. Melalui aplikasi Scoop, misalnya, tersedia program "all you can read" yang memberikan akses membaca ribuan konten baik itu buku, majalah, serta koran.
"Beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia". Ungkapan Bung Karno ini menunjukkan betapa peran pemuda dapat menjadi pendobrak keberhasilan suatu bangsa. Semangat yang membara dapat menjadi penggerak perubahan. Wawasan yang luas dapat menciptakan pemikiran yang kuat. Dengan kemudahan membaca di era yang serba digital, kesempatan terbuka begitu membentang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI