Ramadhan merupakan waktu yang tepat untuk melatih diri. Melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu dan memperbanyak amal kebaikan.
"Seluruh amalan anak Adam untuk mereka sendiri, kecuali puasa. Sungguh, ibadah puasa itu untuk-Ku. Akulah yang langsung akan memberikan imbalannya. Puasa adalah perisai." (Shahh al-Bukhri: 1904)
Puasa adalah perisai. Pelindung diri kita dari bahaya godaan setan. Jadi ketika kita melatih diri mengendalikan hawa nafsu, di saat itulah kita memperkuat perisai kita.
Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir mengatakan, diantara doa ketika datang Ramadhan adalah sebagai berikut:
Allahumma Sallimni Ila Ramadan wa Sallim li Ramadan wa Tasallamhu Minni Mutaqabbalan
"Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan." (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 264).
Di akhir doa tersebut kita memohon supaya amal kita diterima Allah SWT. Sungguh rugi bila kita sudah beramal namun sia-sia belaka.Â
Lalu bagaimanakah supaya amal kita diterima Allah SWT?
Ada 2 syarat yang harus terpenuhi, yaitu:
1. Niat yang ikhlas hanya mengharapkan ridho Allah semata. Niat adalah pekerjaan hati. Jadi yang bisa tahu ikhlas atau tidaknya niat kita hanyalah diri kita dan Allah.
2. Caranya sesuai yang dicontohkan Rasulullah Saw. Â Shaum/puasa yang dicontohkan Rasulullah adalah menahan diri dari makan dan minum, serta berhubungan suami-istri sejak dari terbit fajar (adzan subuh) hingga terbenam matahari (adzan Maghrib).Â
Semoga Allah terima amal-amal ibadah kita di bulan Ramadhan.