"Bahasa menunjukan bangsa", mungkin ungkapan itu sudah tidak asing lagi untuk kita. ya, secara bodon (sederhana) seseorang bahasa seseorang menunjukan jati dirinya.
Misal; orang inggris menggunakan bahasa inggris, orang itali menggunakan bahasa itali, orang Indonesia bertutur menggunakan bahasa Indonesia pasti.
Namun, selain itu, orang Indonesia itu tak cuma bicara pake bahasa Indonesia, soalnya ada banyak sekali bahasa daerah (di luar bahasa anak alay). ahh intro-nya terlalu grambyang maklum nyobi (bahasa Jawa)
Langsung ke intinya saja ya. Suku Jawa itu adalah suku yang sangat besar jumlahnya, banyak banget pokoknya hehehehe....
dan suku Jawa pun penyebaranya sudah ke seluruh Indonesia, bahkan sampe Suriname yang dibawa saat masa pendudukan walandi (bahasa Jawanya belanda).
Meskipun keluar dari daerahnya, orang Jawa akan tetap berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa ketika berinteraksi dengan orang Jawa. heheheh......
ga cuma orang Jawa saja kayaknya, suku lain juga gitu....
Nah, dalam bahasa sehari-hari, ada salah kaprah. Salah kaprah yaitu bahasa yang salah namun sudah dimaklumi.
Kata tersebut adalah kata "Nuwun". yang artinya ungkapan terimakasih. Namun kata tersebut sekarang lebih sering bergeser menjadi "Suwun".
Kalau secara literer suwun itu berarti meminta. wehehehe jauh ya artinya Nuwun dengan Suwun.
Dulu ungkapan terima kasih "suwun" sering saya dengar dari teman-teman Jawa Timur, namun sekarang orang Jawa Tengah juga sering menggunakan kosakata tersebut. Katanya sih terpengaruh dari saudara di Jawa Timur.