Dwi Febrina
Vera Sardila
Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau
ABSTRAK
Berbagai suku dan budaya di Indonesia dihubungkan oleh bahasa Indonesia sebagai identitas nasional mereka. Ini adalah penelitian tentang pentingnya mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan sosial yang dinamis.
Artikel ini membahas analisis konseptual tentang bagaimana bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat untuk menyatukan bangsa, sebagai simbol kebanggaan nasional, dan sebagai alat yang berguna untuk berkomunikasi di berbagai bidang kehidupan.
Selain itu, artikel ini menekankan betapa pentingnya komunitas sastra, media massa, dan institusi pendidikan dalam menjaga bahasa Indonesia relevan, asli, dan murni. Pemeliharaan dan pengembangan bahasa Indonesia sangat penting untuk memperkuat identitas nasional, mempromosikan keharmonisan di tengah keragaman budaya, dan menumbuhkan rasa kebanggaan dan solidaritas di antara masyarakat Indonesia. Untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia tetap hidup, dinamis, dan relevan di era modern, upaya bersama dari seluruh bangsa sangat diperlukan.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, identitas nasional, pengembangan Bahasa, komunikasi Bahasa, kebanggan nasional.
PENDAHULUAN
Bahasa adalah bagian penting dari hidup manusia. Bahasa memainkan peran penting dalam komunikasi karena berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan seseorang (Mailani et al.,2022).
Pembelajaran bahasa sangat penting untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
bukan hanya untuk membina melainkan juga untuk kepentingan penguasaan ilmu pengetahuan. Bahasa memungkinkan manusia untuk belajar banyak ilmu di seluruh dunia. Bahasa merupakan gambaran pribadi, karakter, dan bahkan pendidikan seseorang, jadi pembelajaran bahasa harus dilakukan dengan baik di sekolah. Penggunaan bahasa yang kasar, menghujat, mencacimaki, menghina, atau kasar mencerminkan orang yang tidak berpendidikan dan tidak berbudi luhur. Sebaliknya, penggunaan bahasa yang lemah lembut, sopan santun, sistematis, teratur, jelas, dan lugas mencerminkan orang yang tidak berpendidikan dan tidak berbudi luhur (Harlina,2020)