Mahasiswa KKN-T Kelompok 13 Universitas PGRI Madiun dengan dosen pendamping lapangan Bapak Robby Sandhi Dessyarti S.E., M. M sukses melaksanakan program kerja yang berjudul "Sehatkan Keluarga, Cegah Stunting Bersama" di Desa Sambirobyong, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Program ini dibuat untuk meningkatkan pemahaman kader posyandu mengenai pentingnya upaya pencegahan stunting melalui pelatihan dan edukasi yang terfokus pada pemenuhan gizi dan investasi dalam tumbuh kembang anak.
Namun stunting masih tetap menjadi salah satu tantangan utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. "Untuk angka stunting di desa Sambirobyong sendiri masih terdapat 5 balita yang masih masuk dalam kriteria stunting" ujar bidan desa Sambirobyong. Dengan demikian, Mahasiswa KKN-T Universitas PGRI Madiun mengambil inisiatif untuk melibatkan kader posyandu sebagai pihak utama dalam upaya pencegahan stunting sebagai ruang edukasi pencegahan stunting. "Meskipun desa Sambirobyong sudah banyak melaksanakan program sosialisasi pencegahan stunting, tapi sejauh ini masih terdapat balita yang masuk kriteria stunting" ujar kepala desa Bapak Sukarna. Oleh karena itu kelompok KKN-T 13 Desa Sambirobyong berinisiatif untuk berperan dalam meningkatkan pemahaman kader posyandu sebagai usaha untuk memberikan edukasi lanjutan mengenai stunting.
Dina, sebagai ketua pelaksana kegiatan ini, menjelaskan bahwa tujuan program ini "Kami mengadakan sosialisasi mengenai pencegahan dan intervensi stunting ini diharapkan dapat memberikan suatu ilmu yang bermanfaat tentu saja dari narasumber yang terpercaya sehingga apabila ada kekurangan atau salah informasi dapat dibantu oleh narasumber langsung"
Program "Sehatkan Keluarga, Cegah Stunting Bersama" membahas berbagai materi yang berkaitan dengan intervensi stunting. Serangkaian materi yang telah disampaikan oleh Dr. Asroful Kadafi, S. Pd., M. Pd untuk mencapai sasaran dari program ini, di antaranya, edukasi gizi seimbang, membangun Kesadaran tentang pencegahan stunting dengan bahan pangan lokal, "Untuk memenuhi gizi harian keluarga dapat memanfaatkan bahan pangan yang ada di desa Sambirobyong, contohnya seperti ketela, daun kol dan bahan lain yang ada di sekitar kita" Ujar Bapak Asroful Kadafi selaku pemateri. Dalam sesi ini, kader posyandu mendapatkan pemahaman mengenai signifikansi pola makan yang sehat dan gizi seimbang untuk menghindari stunting.
Selain itu dalam penyampaian materi narasumber juga menyampaikan mengenai penyuluhan kebersihan dan sanitasi, selain pemenuhan gizi dan pemantauan berkala balita ternyata kebersihan dan sanitasi berperan penting dalam intervensi stunting. Hal ini sejalan dengan penjelasan Bapak Asroful sebagai pemateri "Kader posyandu dapat memberikan edukasi mengenai praktik kebersihan sehari-hari, seperti mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Penyediaan air bersih juga harus ditekankan, karena air yang tercemar dapat menjadi sumber penyakit yang mengganggu penyerapan nutrisi pada anak.".Â
Sehingga output dan pengaruh dari kegiatan program "Sehatkan Keluarga, Cegah Stunting Bersama" telah membawa pengaruh positif yang besar, di antaranya, pengembangan pengetahuan para kader posyandu yang mengalami peningkatan pengetahuan mengenai gizi dan stunting. Semangat peserta kader-kader menyatakan bahwa pelatihan ini meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam melaksanakan peran di masyarakat. Program ini diharapkan menjadi langkah pertama untuk memberdayakan kader posyandu dalam upaya mencegah stunting. Melalui kerja sama yang solid antara mahasiswa, kader, dan masyarakat, generasi masa depan yang lebih sehat dapat terwujud.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI