Kompetensi di atas adalah kompetensi masa depan. Pertanyaannya, berapa banyak yang sadar itu kompetensi yang dibutuhkan murid di masa depan? Jika sadar, bagaimana pembelajarannya yang dapat menumbuhkan karakter dengan baik? Bagaimana melatih keterampilan berpikir ktitis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan terampil memecahkan masalah? Guru harus menyiapkan kompetensi masa depan murid melalui pembelajaran yang tepat, efektif, efisien, inovatif, dan menantang. Â
Bos dan pemimpin dapat saling melengkapi. Bos dapat memberikan arahan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin dapat menginspirasi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Jika guru sudah melaksanakan pembelajaran untuk masa depan murid, bukan masa sekarang, maka apa yang harus dilakukan kepala sekolah? Di sinilah diperlukan tindakan yang tepat, efektif, dan efisien. Apakah kepala sekolah sebagai pemimpin ataukah Bos?
Bos biasanya memiliki prespektif jangka pendek. Seorang Bos memiliki keterampilan teknik yang handal, cepat menyelesaikan masalah dengan tepat. Keterampilan semacam ini kadang tidak dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin selalu melihat dampaknya, manfaatnya jauh ke depan, tetapi dianggap tidak praktis juga tidak efisiensi. Pemimpin lebih suka membangun sumber daya. Bos lebih suka membangun fisik, dapat diobservasi hasilnya, perubahannya, tetapi budaya mutunya terkadang lepas. Bos lebih mengejar target daripada membagun kapasitas, kompetensi, budaya mutu, dsb.
Dalam organisasi yang efektif, bos dan pemimpin harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.
Salam Bahagia, Salam guru penggerak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H