Menurut Verstappen (1983) Geomorfologi merupakan studi untuk mengetahui proses permukaan bumi, seperti udara, air dan es, dapat membentuk lanskap. Lanskap merupakan suatu bentang alam yang memiliki ciri dan Karakteristik tertentu dimana keberadaan lanskap tersebut dapat dinikmati Keberadaanya melalui indera yang dimiliki manusia.Â
Sebagai contoh yaitu zona bentuk lahan denudasional. Zona bentuk lahan denudasional terbentuk melalui proses denudasi, yang melibatkan Pengikisan dan perataan tanah oleh faktor alam seperti air hujan, angin, dan erosi.
Seperti bencana longsor Sitinjau Lauik yang terjadi di Sumatera Barat pada Jumat, 17 Mei 2024 sekitar pukul 14.00 WIB. Kawasan Sitinjau Lauik ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Padang-Solok.
Longsor ini terjadi akibat hujan dan angin kencang yang melanda kota Padang.Â
Akibat dari longsor Sitinjau Lauik ini akses jalan Padang-Solok ditutup sementara pada Jumat, 17 Mei 2024. Tidak hanya itu, bencana ini juga hampir saja menyeret atau menimbun satu truk  yang melintas. Material longsor sempat mengenai truk.
Daerah Sekitaran Sitinjau Lauik ini memang rawan sekali terjadinya longsor. Jadi diminta kepada pengendara yang melewati daerah tersebut untuk berhati-hati, terutama ketika hujan.
Peran denudasional pada bencana Longsor Sitinjau Lauik berada pada penyebab terjadinya longsor ini yaitu curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan pengikisan pada tanah. Yang mana curah hujan merupakan salah satu faktor alam proses terjadinya denudasional.
Iklim seperti curah hujan dan angin kencang itu sangat berperan penting dalam pelapukan batuan atau tanah. Jadi kawasan seperti dataran tinggi, lereng, tebing sungai, dan kawasan miring lainnya diharapkan lebih berhati-hati, terutama pada saat cuaca yang buruk.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H