Namanya adalah Dwi Darozatul Hasanah lahir di Surabaya, 18 September 2004, ia adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, Dwi adalah nama panggilannya, ia lahir dikeluarga sederhana, pekerjaan ayah nya adalah wiraswasta dan ibu nya sebagai ibu rumah tangga, kakaknya bekerja sebagai analis kesehatan di sebuah pabrik, adik nya masih bersekolah di tingkat SMK, sejak kecil ia selalu dinasehari ibu nya untuk tidak meninggalkan sholat dan jadi manusia yang baik untuk sesama
Ketika berumur 7 tahun, ia memulai pendidikan di SD yang berbasis keislaman yaitu SD AL HIKMAH, Surabaya, kemudian setelah lulus melanjutkan pendidikannya di SMP Dewantara di tahun 2017. Setelah lulus dari SMP di tahun 2020 dia melanjutkan pendidikannya di SMKN 8 Surabaya dengan jurusan tata boga, sekolah yang fokus dengan culinary.
Ketika menginjak kelas X SMK bisa disebut juga masa pandemi, dimana semua sekolah di tutup dan dilakukannya pembelajaran jarak jauh selama 2 tahun, sekitar sampai dia duduk di bangku kelas XI, akibatnya dia tidak bisa mengikuti ekstrakulikuler yang ada di sekolah hingga dia baru sekolah tatap muka pada kelas XI semester akhir, disitulah mulai pembelajaran, praktek praktek dll.
 Ketika sudah menginjak kelas XII dia mengikuti pelatihan jely art yang memberi sebuah pengalaman dan pelajaran baru selain itu dia juga mengikuti pelatihan pastry and bakery yang di adakan oleh sebuah kampus di sekolahnya, meskipun hanya mendapat sertifikat bagi dia itu sebuah pengalaman yang baru dan berharga, dia juga mempunyai pengalaman magang di sebuah hotel selama 6 bulan dan mendapatkan sebuah sertifikat beserta nilai yang baik, setelah prakerin dia pun melanjutkan sekolah nya sampai waktu Ujian Praktek dengan menghidangkan dan memasak sebuah menu yang sudah ditentukan oleh nya, hingga dia mendapatkan nilai yang memuaskan, bagi dia nilai yang memuaskan karna hasil kerja kerasnya itu sebuah kebanggan bagi dia.
Setelah lulus dia berencana untuk mendaftar di salah satu universitas negeri di surabaya dimana itu universitas Impiannya, melalui sekolah dia mencoba mengikuti tes SNBP yaitu dengan nilai rapot, dia sangat berharap dan yakin akan lolos tapi kenyataan yang dia dapat adalah tidak lolos seleksi, namun dia tidak berhenti mencoba dengan ikut tes UTBK, dengan modal belajar lewat hp dan mengikuti try out online, dimana saat itu dia harus mencari try out online gratis setiap saat di media sosial sebagai latihan untuk menghadapi utbk. Namun sebuah kegagalan itu datang lagi, ia tidak lolos pada tes utbk, diapun menyerah dan patah semangat untuk mencoba tes di jalur lainnya.Â
Hal tersebut membuatnya sadar bahwa itu jalannya dari tuhan bahwa di universitas manapun kamu belajar, berkembang untuk menggapai mimpi mimpi mu pada akhirnya yang menjadi penentu untuk mencapai sebuah kesuksesan adalah individunya, keseriusannya, usahanya,yang membawa kesuksesan di masa yang akan datang. Jadi jangan pernah berhenti untuk terus belajar,update skill dll. akhirnya dia memilih masuk di salah satu universitas swasta di surabaya.
Pada bulan agustus dia resmi menjadi mahasiswa baru di sebuah universitas swasta yang bernotaben islam dengan jurusan gizi yang di tempuh pendidikan selama 4 tahun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H