Mohon tunggu...
Shinbenuna
Shinbenuna Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Mengosongkan isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mogok

3 Oktober 2023   12:34 Diperbarui: 3 Oktober 2023   12:42 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Malam itu rasanya sendu, hujan diluar masih tampak gemersik menambah dinginnya malam. Seorang wanita masih berkutat di depan komputer mengerjakan pekerjaan yang belum juga usai. Wanita itu bernama Dewi, Niarti Dewi lebih tepatnya. Sore tadi hujan sangat deras sekali hingga ia memutuskan untuk berdiam diri tidak pulang meskipun jam kerjanya telah habis pukul lima sore tadi. Ia hanya naik motor lama merek Astea. Blackie, Motor kesayangannya itu sudah bersamanya sejak puluhan tahun yang lalu, Dewi cukup tahu diri untuk tidak memberikan beban berat untuk hidupnya yang suddah renta. Sambil menunggu hujan reda, Dewi kemudian melanjutkan pekerjaannya saja. 

Pekerjaan memang sudah menumpuk karena temannya Ela memutuskan untuk resign dan masih belum mendapatkan pengganti. Alhasil separoh pekerjaannya dilemparkan kepadanya dan separuhnya lagi diambil alih oleh Nia, tempat satu kantornya tadi yang memilh pulang dengan menyewa Gojek mobil karena malas menunggu hujan reda. Motornya ia tinggalkan saja di pabrik. Dewi tidak mengikuti apa yang dilakukan temannya karena sekarang sedang tanggal tua, dompetnya sudah kering! Uang dua  puluh lima ribu sangat berarti untuk menopang biaya makannya satu hari. Dewi enggan besok harus berpuasa jika nekat menggunakannya untuk menyewa Gojek mobil.

“ Gak pulang wi” James menyapanya saat pria itu mengambil sample contoh di kantor Dewi

“Nggak, hujannya masih belum reda” Dewi menjawabnya tanpa melihat karena saat ini dia sedang berkutat di depan komputer.

“Tapi ini sudah jam tujuh malam dan mungkin hujan tidak akan reda. Sekarang sudah tidak lebat namun masih gerimis. Sebaiknya kamu pulang saja.” James mengingatkan dan memberinya saran. Dewi kemudian sadar dan melihat jam. Memang sudah jam tujuh malam.

“Baiklah “ Dewi kemudian memilih untuk mematikan komputer dan mengemasi barang – barangnya untuk beranjak pulang.

Hujan tidak  selebat tadi sore tapi juga tak kunjung reda. Dewi bergegas menggunakan jas hujan dan mencoba menghidupkan Blackie dan menaikinya. Diperjalanan, tampak air tergenang cukup tinggi. Dewi sempat takut Blackie tidak mampu melalui medan ini dan bermasalah. Maklum, Blackie memang suddah tua setua umurnya.

Kejadian yang ditakutkan memang benar terjadi, Blackie terperosok dan mogok. Sungguh sial hari ini. Ditengah gerimis yang dingin dan keadaan yang gelap, motornya mogok. Dewi mengumpat dan hampir menangis. Ia tidak mengerti apapun tentang motor dan sekarang ia malah mendapat musibah seperti ini.

Tak berselang beberapa lama, tiba – tiba ada motor lewat dan orang itu bertanya kepada Dewi apa yang terjadi. Sambil menahan tangis, Dewi menjelaskan apa yang terjadi. Pria tersebut kemudian mendorong motor Dewi hingga ketempat yang kering dan mengecek apa yang terjadi pada Blackie. Tak berselang berapa lama, kemudian Blackie hidup kembali dan bisa mengantarnya pergi. Dewi kemudian sangat berterima kasih pada pria yang telah dengan sukarela membantunya.

Sepanjang perjalanan, Dewi meminta maaf kepada Blackie karena tetap menggunakannya saat musim hujan begini. Mau bagaimana lagi, Blackie kendaraaan satu – satunya miliknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun