Politik merupakan sarana guna mencapai dan merawat kekuasaan, juga sering diwarnai dengan negosiasi dan persaingan kepentingan. Dalam konteks politik praktis, yaitu politik yang bersifat langsung atau praktikal seperti pemerintahan, nilai-nilai kejujuran sering kali berpotensi tergeser oleh tuntutan untuk berkompromi dengan pencapaian tujuan politik. Hal ini menimbulkan pertanyaan "Bisakah seseorang mempertahankan kejujuran di tengah realitas politik yang sering kali bersifat keras?" Dalam konteks ini, Langkah-langkah konkret yang tidak hanya mengandalkan agama, tetapi juga berfokus pada nilai-nilai etika dalam politik, transparansi, dan tanggung jawab social menjadi solusi yang esensial.
Penerapan Etika dalam PolitikÂ
Dalam dunia pemerintahan, penerapan kode etik menjadi dasar yang kuat bagi seorang politikus untuk menjaga integritas. Etika professional yang kuat mampu memberikan dasar untuk memandu perilaku, menjaga integritas. Etika profesional yang kuat mampu memberikan dasar untuk memandu perilaku, menjaga integritas, dan mengingatkan individu tentang tanggung jawabnya kepada masyarakat. Etika profesional mengharuskan pejabat public untuk berperilaku adil, menjunjung tinggi niali-nilai moral, dan bekerja demi kepentingan publik, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan mengikuti kode etik ini, politikus dapat mencegah potensi konflik kepentingan dan mejaga transparansi dalam Tindakan mereka.
Transparansi dan AkuntabilitasÂ
 Salah satu cara untuk mempertahakan kejujuran di pemerintahan adalah dengan menerapkan prinsip transparansi. Ketika pejabat publik secara terbuka mempublikasikan informasi penting mengenai kebijakan, pengeluaran angaran, dan keputusan penting, mereka memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memantau dan mengawasi tindakan mereka. Transparansi ini membantu mengurangi peluang untuk berbuat curang, karena setiap tindakan berada di bawah pengawasan publik. Selain itu, akuntabilitas atau kemampuan untuk mempertanggungjawabkan tindakan adalaj prinsip yang mendorong kejujuran.
Penerapan Sistem PengawasanÂ
Sistem pengawasan yang kuat juga sangat diperlukan untuk membantu pejabat pemerintah mempertahankan kejujuran. Badan pengawasan internal dan eksternal, seperti Lembaga anti-korupsi dan Badan Audit Negara, memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pejabat publik bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengawasan internal yang kuat mengurangi peluang untuk melakukan tindakan korupsi, sementara pengawasan eksternal dari mayarakat atau media memungkinkan kontrol yang lebih ketat. Dengan sistem pengawasan yang efektif, risiko penyalahgunaan wewenang dapat diminimalkan.
Â
Menjaga kejujuran dalam politik praktis bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Seseorang yang memegang teguh prinsip etika profesional, transparansi, akuntabilitas, serta kesadaran akan integritas dapat berperan sebagai pejabat publik yang jujur dan berkomitmen untuk kepentingan rakyat. Dengan didukung oleh sistem pengawasan yang baik serta insentif bagi perilaku etis, lingkungan politik dapat menjadi lebih sehat, dan kejujuran dapat dipertahankan. Hanya melalui langkah-langkah ini, kita bisa membangun pemerintahan yang lebih bersih, transparan, dan bertanggung jawab bagi masyarakat.
Referensi:
Bolang, J. (2014). PENERAPAN PRINSIP AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK. Lex et Societatis.