Sejarah perjalanan politik bangsa Indonesia diwarnai banyak catatan penting terkait peran dan keterlibatan kaum muda dalam mengubah arah sejarah setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sejarah mencatat sudah dua kali suksesi kepemimpinan nasional Indonesia terjadi dengan melibatkan peranan para pemuda dan mahasiswa di samping peranan dari elemen-elemen lainnya, runtuhnya kekuasaan rezim orde lama di bawah Presiden Soekarno tidak terlepas dari aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok Pemuda dan mahasiswa. Aksi-aksi mahasiswa tersebut dilatarbelakangi oleh terjadinya peristiwa G30S dan pemerintah dianggap tidak tegas dalam penegakan hukum terhadap pelaku peristiwa G30S. Selain itu buruknya perekonomian nasional akibatnya harga-harga melambung tinggi. Disamping itu para menteri hidup berfoya-foya di atas kesengsaraan ekonomi rakyat.
Menurut Elson pada akhir Oktober 1965 atas dukungan Syarif, para mahasiswa dan kelompok muslim menggabungkan diri mereka ke dalam kesatuan aksi mahasiswa Indonesia atau kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM pada 13 Desember 1965 mengakibatkan tarif bis melonjak yang membuat mahasiswa tidak tahan karena sarana transportasi utama mereka adalah bis pemerintah Orde Lama yang berkuasa selama 21 tahun dianggap gagal dalam mengelola negara. Pada tanggal 10 Januari 1968 dukungan Angkatan Darat. Kesatuan aksi mahasiswa Indonesia atau KAMI mengadakan pertemuan di fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Pertemuan ini untuk merancang tuntutan kepada pemerintah yang kemudian dikenal dengan Tri tuntutan rakyat atau Tritura, ini tanggal 12 Januari 1966 kesatuan aksi mahasiswa Indonesia atau KAMI dan kesatuan aksi pemuda pelajar Indonesia atau KPI, memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam front Pancasila mendatangi gedung DPR mengumandangkan tri tuntutan rakyat yang berisi bubarkan PKI yang dianggap bertanggung jawab dalam peristiwa G30S rombakan dan pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI, penurunan harga atau perbaikan ekonomi ini tanggal 21 Februari 1966. Presiden Soekarno umumkan perombakan Kabinet Dwikora, namun dalam Kabinet itu masih terdapat para simpatisan PKI.
Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa untuk meningkatkan kembali aksi demonstrasinya tanggal 24-02-2019 yakni 66 mahasiswa mempunyai ikut pelantikan menteri-menteri baru yang menyebabkan terjadinya insiden dengan resimen tjakrabirawa yaitu Pasukan Pengawal Presiden Soekarno. Insiden tersebut menyebabkan seorang mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak, dengan tewasnya Arif Rahman Hakim menjadi Martir dan memicu kemarahan masyarakat terutama mahasiswa untuk melanjutkan aksi-aksi selanjutnya. Pada tanggal 25 Februari 1966, KAMI dibubarkan namun hal itu tidak membuat surut gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tritura serangkaian Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa untuk menyuarakan Tritura akhirnya diikuti dengan keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret 1966 yang dikenal dengan Supersemar Surat Perintah yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Mayor Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban, dengan adanya Supersemar tersebut lambat laun kekuasaan presiden Soekarno sirna pidato pertanggungjawaban presiden Soekarno yang dikenal dengan Nawaksara pun ditolak MPRS. Tanggal 12 Maret 1998 resmi memberhentikan Soekarno dari jabatannya sebagai Presiden melalui Ketetapan MPRS Nomor III Â MPRS/ 1967 dan melantik Jenderal Soeharto menjadi pejabat Presiden Soeharto kemudian dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 1968, maka dimulailah babak baru pemerintahan yang dikenal dengan nama Orde Baru.
Pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun harus bernasib sama seperti pemerintahan orde lama, Soeharto pun dipaksa Lengser dari kekuasaan setelah melewati berbagai macam peristiwa yang terjadi di tanah air. Menurut Reckless penyebab runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah krisis ekonomi kerusuhan dan pertumpahan darah di jalan-jalan diawali dengan terjadinya krisis ekonomi di Asia yang dimulai di Thailand pada tahun 1997 kemudian menghantam Indonesia. Rupiah yang selama ini berada dalam kisaran Rp2.500 per dolar Amerika Serikat terus merosot menjadi Rp4.000 pada Oktober 1997 dan pada Januari 1998 rupiah tenggelam di level sekitar Rp17.000 per dollar, bursa saham Jakarta hancur hampir semua perusahaan modern di Indonesia bangkrut, tabungan kelas menengah lenyap, dan jutaan pekerja diberhentikan dari pekerjaan mereka. Disamping krisis ekonomi runtuhnya Orde Baru juga disebabkan oleh banyaknya terjadi korupsi kolusi dan nepotisme yang dijalankan oleh para pejabat negara, banyaknya terjadi ketidakadilan dalam bidang yang menyebabkan masyarakat sudah tidak percaya lagi pada pemerintahan orde baru.
Kondisi tersebut menyebabkan banyak terjadinya demonstrasi dari mahasiswa yang menuntut agar pemerintah segera mengatasi krisis ekonomi menuntut dilaksanakannya reformasi di segala bidang menuntut dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR dan meminta pertanggungjawaban presiden, rentetan demonstrasi mahasiswa semakin gencar setelah pemerintah menaikkan harga BBM pada 4 Mei 1998 dan mengalami klimaks setelah terjadinya Tragedi Trisakti yang menyebabkan empat mahasiswa tewas ditembak aparat keamanan tuntutan mahasiswa pun melebar yaitu menuntut untuk menghapus berfungsi ABRI dan memaksa Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998 akhirnya Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden dan sesuai amanat undang-undang dasar maka wakil presiden yang pada saat itu adalah BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Referensi from :
https://youtu.be/MDmWlIcxKv0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H