ESAI PANCASILA
Pendahuluan :
Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu dimana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki bersama dalam suatu bangsa, dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa kita sebagai santri diwajibkan memiliki semangat jiwa nasionalisme yang tinggi karena jika semangat nasional melekat maka bangsa pun akan kuat dan bermartabat namun sebaliknya jika tidak memiliki semangat nasionalisme maka kemajuan bangsa akan terhambat, perekonomian tersumbat, bahkan tidak mustahil akan mengakibatkan bangsa menjadi sekarat, na'udzubillahi min zalik, lalu bagaimanakah wujud nasionalisme bagi para santri dalam membela NKRI?
Pembahasan 1
Kobaran api semangat santri untuk NKRI adalah judul yang akan saya uraikan dengan landasan penggalan Al Quran Surah Ali Imron ayat 134 : dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai.
Pembahasan 2
Sejauh manakah peran umat Islam terutama para santri di Indonesia dalam membela NKRI?
Sejarah telah mencatat dengan Tinta Emas bahwa kaum muslim telah terbukti menjaga NKRI dari pihak-pihak yang akan berusaha merongrong yang bagi umat muslim berperang membela negara adalah jihad yang dijanjikan surga lebih kuat lagi semangat nasionalisme para santri didukung oleh dengan adanya resolusi jihad.
Pembahasan 3
Peran para ulama dan santri dari awal perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia memang tidak dapat diabaikan begitu saja kemerdekaan yang sudah kita reguk selama ini tak lepas dari peran dan kontribusi kaum santri Indonesia adalah martabat dan harga diri sehingga melawan penjajahan sama maknanya dengan merebut harga diri bangsa umat Islam dan kemanusiaan.
Sejak sebelum merdeka ulama turut mengikuti masyarakat bahwa harga diri dan martabat kita sebagai bangsa sesungguhnya tengah diinjak-injak oleh penjajah rakyat Indonesia kala itu dianggap sebagai inlander atau bangsa rendahan.Â
Politik etis dan ketidakadilan terjadi diberbagai sektor dalam soal pendidikan misalnya pendidikan yang baik hanya dapat dimasuki anak-anak Eropa dan pribumi priyayi, adapun untuk rakyat jelata hanya tersedia pendidikan rakyat di berbagai bentuk ketidakadilan yang terjadi tentu menimbulkan luka di hati masyarakat, dan maka ulama melawan segala bentuk penjajahan baik dengan senjata hingga dengan jalur diplomasi perjuangan yang dilandasi keimanan di jalan yang Syahid turut memperkokoh keberanian untuk melawan kolonialisme yang menganggap diri mereka lebih unggul dari rakyat Indonesia.