[caption id="attachment_296451" align="aligncenter" width="601" caption="ilustrasi_ siswa sd sedang bermain dalam pertunujukan seni .doc"][/caption]
Dalam teori perkembangan kognitif, Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Sistem konsep yang ada dalam pemikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungan. Pemahaman terhadap objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek).
[caption id="attachment_296452" align="aligncenter" width="450" caption="(learning by doing) membersihkan lingkungan sekolah .doc"][/caption] Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia 6-12 tahun anak mulai menunjukkan perilaku belajar: 1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak. 2) Mulai berpikir secara operasional. 3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. 4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab-akibat. 5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Piaget menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas dan merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema, akan diperoleh beberapa manfaat, antara lain : (1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. (2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. (3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. (4) Dengan adanya perpaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin meningkat.
Ada baiknya guru selalu memberikan review pembelajaran pada akhir pertemuan setiap harinya. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran berasal dari usulan, minat dan kebutuhansiswa. Sehingga, kebermaknaanhasil belajar akan lebih mudah tercapai dan bertahan lebih lama. Dengan demikian keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap lingkungan akan tercapai dengan proses yang berjalan dalam pembelajaran. @Dwi Cahyo hari ini lebih baik dari hari kemarin, esok harus lebih cemerlang, dan lusa harus lebih gemilang. #dwionaction
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H