MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENDIDIKAN MELALUI PENGARUH POSITIF
Oleh: Dwi Ayu Aprillia W.
A. Pengertian Teori Operant Conditioning
Teori Operant Conditioning yang dikembangkan oleh Skinner merupakan pengembangan dari Teori Stimulus Respons. Dalam teori Operant Conditioning, Skinner menuangkan pemikirannya yaitu adanya penguatan (reinforcement) Yakni penguatan positif atau reward dan penguatan negatif atau punishment. Penguatan positif adalah rangsangan yang memperkuat atau mendorong suatu tindak balas. Sedangkan penguatan negatif ialah penguatan yang mendorong individu untuk menghindari suatu tindakan balas tertentu yang tidak memuaskan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsekuensi (reinforcement) dapat memberikan motivasi untuk terus melakukan hal yang diinginkan. Sedangkan hukuman dapat memperlemah perilaku yang tidak diinginkan.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada anak didik untuk membantu anak didik dalam belajar, sedangkan Respons adalah reaksi atau tanggapan anak didik terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Menurut teori Skinner, konsekuensi menyenangkan (penghargaan) akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan (hukuman) akan memperlemah tingkah laku. Jadi, konsekuensi yang menyenangkan akan bertambah frekuensinya, sementara konsekuensi yang tidak menyenangkan akan berkurang frekuensinya.
Teori Operant Conditioning adalah bagian dari teori Behavioristik yang dikembangkan oleh beberapa tokoh seperti E.L Thorndike, Ivan Pavlov, B.F Skinner, J.B Watson, Clark Hull, dan Edwin Gutrhrie. B.F Skinner adalah penganut behavioristik yang dianggap kontroversial. Karya tulisnya yang terakhir, "About Behaviorisme" yang diterbitkan pada 1904. Jadi Teori Behavioristik menjelaskan tentang perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
B. Cara Kerja Operant Conditioning Skinner
Eksperimen Skinner adalah sebagai berikut: Di laboratorium, Skinner menyisipkan tikus yang telah kelaparan disebuah kotak yang disebut "kotak Skinner", yang dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu kancing, peralatan makan, penyimpanan makanan, lampu yang dapat diatur dan llantai yang bisa dialiri listrik. Karena kellaparan, tikus mencoba keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak untuk keluar dari kotak, tanpa sengaja menekan tombol, makanan keluar. Makanan terjadwal secara bertahap sesuai dengan peningkatan perilaku yang ditunjukkan oleh tikus, proses ini dinamakan membentuk. Berdasarkan berbagai ensperimen yang dilakukan pada tikus dan merpati, Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam pembelajaran adalah penguatan. Intinya adalah bahwa pengetahuan yang dibentuk melalui ikatan stimulus-respons akan lebih kuat jika diberikan penguatan.Â
Eksperimen yang dilakukan Skinner terhadap burung merpati dan tikus menghasilkan dua macam respons, yaitu: Perilaku yang diimbangi dengan pendorong memungkinkan terjadi kembali perilaku yang ada dikemudian hari. Sedangkan perilaku yang tidak diimbangi dengan pendorong dapat memperkecil dilakukan kembali perilaku tersebut di kemudian hari.
Skinner (Santrock, 2007) mengidentifikasi dua bentuk respons atau operan yang mengikuti suatu perilaku, yaitu:
Penguatan (reinforcement): adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu prilaku akan terjadi. Skinner mengemukakan bahwa penguatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kondisioning operan. Reinforcement sangat menentukan perilaku yang muncul dalam kondisioning operan. Reinforcement dapat bersifat positif maupun bersifat negatif.Â