PENERAPAN TEORI BELAJAR PENGKONDISIAN KLASIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Oleh: Dwi Ayu Aprillia W.
A. Teori Classical Conditioning
Teori Classical Conditioning pertama kali di kemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlov dari Rusia. Ia seberanya adalah seorang dokter, namun karya yang dia buat justru lebih banyak dalam bidang Psikologi. Pavlov lahir di Ryazan Rusia pada 18 September 1849 dan meninggal di Leningrad pada 27 Februari 1936. Ayahnya adalah seorang pendeta, sejak kecil Pavlov dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Sebenarnya Pavlovbukanlah seorang ahli Psikologi, dari kecil ia ingin menjadi Pendeta, namun keinginannya berubah, ia kemudian menjadi sarjana kedokteran di bidang Fisiologi. Keahliannya dalam bidang fisiologi sangat mempengaruhi eksperimen-eksperimennya, terutama teori yang sangat terkenal yaitu Teori Classical Conditioning. Teori ini merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviorisme, sekaligus meletakkan dasar dasar bagi penelitian mengenai proses belajar dan perkembangan teori-teori tentang belajar. Istilah lain yang kemudian terkenal adalah Pavlovianisme, yang diambil dari nama Pavlov sebagai peletak dasar Teorinya.
Teori belajar yang menekankan terhadap perubahan perilaku siswa adalah teori belajar behavioristik. Di lihat dari pengertiannya teori belajar behavioristik merupakan suatu teori psikologi yang berfokus pada prilaku nyata dan tidak terkait dengan hubungan kesadaran atau konstruksi mental. Ciri utama teori belajar behavioristik adalah guru bersikap otoriter dan sebagai agen induktrinasi dan propaganda dan sebagai pengendali masukan prilaku.Hal ini karena teori belajar behavioristik menganggap manusia itu bersifat pasif dan segala sesuatunya tergantung pada stimulus yang didapatkan. Sasaran yang dituju dari pembelajaran ini adalah agar terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia.Menurut Desmita (2009:44) teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik, sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
B. Penerapan Teori Belajar Behavioristik
Dalam Proses Pembelajaran Teori belajar behavioristik menekankan terbentuknya perilaku terlihat sebagai hasil belajar.Teori belajar behavioristik dengan model hubungan stimulus respons, menekankan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Munculnya perilaku siswa yang kuat apabila diberikan penguatan dan akan menghilang jika dikenai hukuman (Nasution, 2006:66).Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar, karena belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respons. Dengan memberikan rangsangan, siswa akan bereaksi dan menanggapi rangsangan tersebut. Hubungan stimulus-respons menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis belajar. Dengan demikian kelakuan anak terdiri atas respons-respons tertentu terhadap stimulus-stimulus tertentu.
Penerapan teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa komponen seperti: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan (Sugandi, 2007:35). Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir. Pandangan teori belajar behavioristik merupakan proses pembentukan, yaitu membawa siswa untuk mencapai target tertentu, sehingga menjadikan siswa tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran yang dirancang pada teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang diterangkan oleh guru itulah yang harus dipahami oleh siswa.
C. Prinsip-prinsip teori belajar Classical Conditioning
Paradigma Pengondisian Klasik oleh Ivan Pavlov merupakan salah satu aliran dari teori behavioristik dengan ekperimen air liur anjing dan fungsi otak. Dalam istilah Pavlov, pemberian makanan merupakan stimulus yang tidak dikondisikan (unconditioned stimulus, US) v Pavlov tidak perlu mengondisikan si hewan untuk mengeluarkan air liur jika melihat makanan. Sebaliknya, bunyi bel merupakan stimulus yang dikondisikan (conditioned stimulus, CS) efeknya perlu dikondisikan terlebih dahulu. Air liur terhadap makanan disebut respon yang tidak dikondisikan (unconditioned respon, UR), sedangkan air liur terhadap bunyi bel disebut respon yang dikondisikan (conditioned respon, CR).