Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

"Wirid" Butet Kartaredjasa, antara Laku Spiritual dan Pemikiran Politik

30 April 2024   06:52 Diperbarui: 1 Mei 2024   00:33 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melik Nggendong Lali, sebuah pepatah Jawa yang artinya menginginkan sesuatu hingga lupa daratan dan melakukan hal yang tidak semestinya. Ketika sudah masuk dalam lingkaran kekuasaan susah untuk lepas bahkan sampai lupa mencoba mempertahankan kekuasaan padahal setiap manusia ada keterbatasan hingga akhirnya mencoba melakukan segala cara untuk mempertahankannya.

Lukisan Butet Kartaredjasa (BK) mengkolaborasikan antara aspek spiritual dan mind (pemikiran).

Kritikan BK, dalam obrolan politik dan komentar netizen di medsos sudah bisa ditebak kepada siapa. Ia pernah mengagumi dan menjadi juru kampanyenya, namun di tahun 2024 semuanya berubah karena merasa pemimpin yang dikaguminya sudah berbeda, dan ia memilih berseberangan.

Patung yang ada di pintu masuk Galeri Nasional digambarkan sebagai sosok tinggi, kurus, bermuka emas, mendongak dan hidung mancung.

Gambaran itu mirip sosok Petruk dalam pewayangan, juga hidung yang panjang bisa digambarkan sebagai pinokio yang semakin berbohong hidungnya akan semakin memanjang.

wirid Nusantara i, Seni Patung (Foto oleh Joko Dwiatmoko)
wirid Nusantara i, Seni Patung (Foto oleh Joko Dwiatmoko)

Pameran yang dibuka Hari Jumat, 26 April 2024 itu mendapat banyak perhatian dari khalayak pecinta seni.

Butet yang lebih dikenal sebagai sang Adol Contong, tokoh teater, tokoh monolog ternyata adalah seniman lukis.

Bahkan terakhir ia juga menekuni lukisan keramik (Penulis pernah menulis artikel tentang Butet ketika pameran keramik di Galnas beberapa tahun lalu). Maka ia juga sering dijuluki bapak Kreweng (keramik).

Selain melukis dan pentas monolog kakak dari Djaduk Ferianto almarhum ternyata piawai dalam menulis. Tulisannya sering muncul di halaman opini Kompas.

Dalam pameran kali ini BK menampilkan karya-karya lukis yang dilatar belakangi spirit dari Arkand Bodhana Zeshaprajna (1971 -- 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun