Melik Nggendong Lali, sebuah pepatah Jawa yang artinya menginginkan sesuatu hingga lupa daratan dan melakukan hal yang tidak semestinya. Ketika sudah masuk dalam lingkaran kekuasaan susah untuk lepas bahkan sampai lupa mencoba mempertahankan kekuasaan padahal setiap manusia ada keterbatasan hingga akhirnya mencoba melakukan segala cara untuk mempertahankannya.
Lukisan Butet Kartaredjasa (BK) mengkolaborasikan antara aspek spiritual dan mind (pemikiran).
Kritikan BK, dalam obrolan politik dan komentar netizen di medsos sudah bisa ditebak kepada siapa. Ia pernah mengagumi dan menjadi juru kampanyenya, namun di tahun 2024 semuanya berubah karena merasa pemimpin yang dikaguminya sudah berbeda, dan ia memilih berseberangan.
Patung yang ada di pintu masuk Galeri Nasional digambarkan sebagai sosok tinggi, kurus, bermuka emas, mendongak dan hidung mancung.
Gambaran itu mirip sosok Petruk dalam pewayangan, juga hidung yang panjang bisa digambarkan sebagai pinokio yang semakin berbohong hidungnya akan semakin memanjang.
Pameran yang dibuka Hari Jumat, 26 April 2024 itu mendapat banyak perhatian dari khalayak pecinta seni.
Butet yang lebih dikenal sebagai sang Adol Contong, tokoh teater, tokoh monolog ternyata adalah seniman lukis.
Bahkan terakhir ia juga menekuni lukisan keramik (Penulis pernah menulis artikel tentang Butet ketika pameran keramik di Galnas beberapa tahun lalu). Maka ia juga sering dijuluki bapak Kreweng (keramik).
Selain melukis dan pentas monolog kakak dari Djaduk Ferianto almarhum ternyata piawai dalam menulis. Tulisannya sering muncul di halaman opini Kompas.
Dalam pameran kali ini BK menampilkan karya-karya lukis yang dilatar belakangi spirit dari Arkand Bodhana Zeshaprajna (1971 -- 2020).