Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Australia Bisa Dikalahkan Indonesia

27 Januari 2024   22:06 Diperbarui: 27 Januari 2024   22:10 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia sepak bola dikenal istilah bola itu bundar, terkadang tidak bisa memprediksi ke mana arah bola bergulir. Kalau secara teknis dan hitung-hitungan pandid dan pengamat bola mustahil tim berperingkat 146 dunia bisa mengalahkan tim berperingkat 25. Rasanya seperti Daud melawan Goliath. Tetapi jika optimisme dinyalakan siapa tahu ada keberuntungan lagi setelah Indonesia bisa lolos ke 16 besar di detik-detik terakhir ketika akhirnya Oman ditahan imbang Kirgistan.

Manusia boleh berencana Tuhanlah yang menentukan. tadinya pesimisme muncul ketika dikalahkan oleh Jepang dengan skor 1-3. Ternyata berkat gol comeback dari Sandy Walsh Indonesia bisa masuk peringkat ketiga keempat terbaik dan berhak lolos ke putaran selanjutnya. Meskipun harus menghadapi tim kuat dan langganan Piala Dunia Australia. 

Apapun pendapat orang, sebagai masyarakat Indonesia harus bersyukur. Sudah lama Indonesia merindukan bisa melangkah ke babak selanjutnya. Nah pada masa pelatih Sin Tae-yong Indonesia bisa mewujudkan mimpi melangkah ke 16 besar Piala Asia bersanding dengan tim mapan seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Irak, Iran, Suriah, Uzbekistan, Suriah, Uni Emirat Arab, Qatar, Palestina, Yordania, Bahrain, Australia, Tajikistan.

Di atas kertas Indonesia tidak mungkin kalah dengan Australia. Negara Kangguru itu sudah makan asam garam Piala Dunia, semua pengamat, pandid, analis sepakbola, akan memprediksi Australia akan mudah mengalahkan negeri dengan banyak pulau ini. Belum ada tradisi yang membuktikan Indonesia bisa melangkah jauh tahun 2000, 2004. 2007 selalu gagal lolos. 

dari 1996 sampai 2024 penantian yang cukup panjang. Skuad Indonesia diisi oleh pemain-pemain muda, Marcelino Ferdinand, Hokky Caraka, Sandy Walsh, Justin Hubner, Jacob Sayuri, Eggy Maulana Fikri, Ernando Ari, Elkan Baggot, Jordy Amat (kapten), Rizky Ridho, Pratama Arhan, Asnawi Mangkualam, Witan Sulaeman, Ricky Kambuaya, Rafael Struick dan masih beberapa pemain yang tidak tersebut di artikel ini.Sebagai penonton sebetulnya penampilan mereka sudah cukup menjanjikan terutama ketika melawan Thailand, sayangnya memang daya gedor striker Indonesia belum terlihat. Masih banyak salah pengertian antar pemain, egoisme para pemain yang masih terasa. 

di pertandingan melawan Jepang terlihat perbedaan kelas. Jepang sangat terorganisir dan Indonesia selalu tertekan sejak awal, bahkan di awal-awal babak pertama pemain Indonesia kebingungan mengimbangi organisasi permainan Jepang yang disiplin dan mereka jarang melakukan kesalahan. Gol pertama Jepang hasil dari pinalti juga karena kepanikan dan kebingungan barisan pertahanan yang terus digempur oleh skuad negeri Matahari Terbit tersebut.

Indonesia baru bernafas ketika Pelatih Indonesia mengubah taktik dengan memasukkan Elkan Baggot di posisi striker. Hasilnya tercipta gol dari kemelut gawang lewat lemparan dari pinggir lapangan Pratama Arhan, Sandy Walsh ciamik memanfaatkannya dan

Salah satu kelemahan Indonesia yang harus segera dibenahi adalah chemistry antar pemain. Mereka sering sekali salah oper, kurang kompak dan komunikasi antar lini benar-benar masih harus ditingkatkan. Jika permainan Indonesia  sama seperti ketika main dengan  Jepang, kecil kemungkinan Indonesia bisa memang, atau setidaknya imbang. 

Indonesia bisa menang dengan taktik jitu bertahan, menyerang dan memperkuat sayap serta lini tengah. Juga tidak lupa main saja tanpa beban. Melawan Australia itu berat yang penting menampilkan pola permainan terbaik saja, dan tidak sampai kalah dengan telak. 

Masyarakat membantu dengan doa, siapa tahu ada faktor keberuntungan yang menyertai sehingga bisa melangkah ke babak selanjutnya. Optimis perlu, jikapun akhirnya nanti kalah netizen Indonesia jangan terlalu menyalahkan. Semangat Indonesia, kami menanti permainan terbaik kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun