Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menjelang Laga Semi Final AFF: Egoisme Membuat Permainan "Ambyar" Bung

6 Januari 2023   14:24 Diperbarui: 6 Januari 2023   14:44 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat permainan Timnas Indonesia asuhan Shin Tae Yong secara keseluruhan penulis akui talenta mereka luar biasa. Jakob Sayuri, Marcelino Ferdinan, Fakhrudin, Witan Sulaeman, Dendy Sulistiawan, Ricky Kambuaya, Spasojevic, Eggy Maulana Fikri, Saddil Muhammad, Jordy Amat, Hansamu Yama, Abimanyu, Nadeo Argawinata. Dan masih banyak pemain lain yang dipilih pelatih asal Korea Selatan tersebut, menyimpan potensi luar biasa. Mereka bisa menampilkan kekhasan misalnya lemparan ke dalam Pratama Arhan.

Kalau saja chemistry permainan sudah dapat, pemain Asia Tenggara perlu ketar-ketir dengan permainan mereka. Tapi sebentar, jangan cepat terbuai dengan pujian, diantara optimisme, tersimpan pesimisnya menyaksikan permainan di Piala AFF 2022-2023. Egoisme masih dominan, terutama para penyerangnya. Ketika di depan gawang nafsu untuk menjebol gawang, terkadang membuang dongkol penonton, ketika banyak pemain, asyik menggocek bola,asyik melakukan manuver menahan bola lama, hingga kehilangan momentum.

Ketika sudah fokus ke gawang banyak pemain Indonesia demen mengeksekusi sendiri bola yang sebetulnya tidak dalam posisi nyaman untuk dilesakkan ke gawang. Sepertinya ada keinginan striker,atau pemain sayap secara egois ingin menciptakan sejarah sendiri melupakan permainan tim.

Egoisme dalam permainan tim membuat skenario yang dirancang pelatih bisa berantakan. Hal itu membuat kesal tapi penyesalan datang belakangan. Ketika banyak pemain asyik sendiri, tanpa mau bekerja sama, bisa melihat peluang dari posisi temannya yang lebih nyaman menceploskan bola.

Pelatih Sin Tae Yong, perlu fokus memperbaiki finishing para pemain yang dominan egois. Egoisme seringkali membuyarkan kesuksesan. Pada permainan terakhir menghadapi Philipina, egoisme pemain membuat banyak peluang menjadi sia-sia. Emosi pemain, ketidaktenangan di depan gawang lawan membuat banyak kesempatan emas terlewatkan.

Penonton baik di tribun maupun penonton yang melihat di layar televisi, merasa gemas, melihat permainan mereka. Meskipun senang tapi mendongkol juga. Kalau Nanti di Semi Final melawan Vietnam Banyak pemain masih egois bermainnya, seringkali mengoper tanpa akurasi matang, banyak membuang peluang pesimis bisa menang melawan Vietnam yang akurasi passingnya matang dan mereka bisa bekerja secara tim.

Untuk melawan Thailand, Vietnam, Malaysia, simpan egoisme, permainan tim diutamakan, siapapun yang mengeksekusi muncul dari kerja sama tim, bukan menonjolkan egoisme yang masih tampak dipermainan melawan Philipina, Brunai Darussalam, Kamboja dan Thailand.

Seperti halnya relasi di kantor, dan dimanapun jika ada yang dominan dan cenderung egois, akan muncul persoalan menyangkut keputusan-keputusan kontroversial yang tidak memuaskan banyak pihak. Terlalu dominan dan ingin menonjol cenderung didepak dalam paduan suara. Sebab akan merusak harmoni yang telah terbangun. Keseimbangan, eksekusi akhir yang sukses pasti melibatkan banyak pihak sehingga  teamwork yang kompak akan membuat penyelesaian jauh lebih mudah.

Dalam sepak bola, penyerang memang perlu egois pada saat tepat, namun jika dalam posisi tidak nyaman memaksakan diri mengeksekusi sendiri tendangan itu bisa dinamakan membuang peluang, menyia-nyiakan kesempatan, membuat rusak permainan tim.

Timnas sepak bola sudah mempunyai talenta lengkap, tetapi egoisme, passing-passing yang tidak efektif, permainan individu yang terlalu dominan, terlalu lama mendrible bola akan membuat momentum yang dibangun dari serangan awal " ambyar". Menghadapi permainan keras Vietnam perlu main cerdas dan tidak terpancing untuk bertindak keras. Marcelino Ferdinand perlu mendapat suport dari penyerang yang tidak egois, sehingga asistnya bermanfaat.

Dalam ilmu Psikologi egoisme merupakan pemusatan terhadapi diri sendiri. Egois merupakan sifat manusia  yang merasa bahwa diri sendiri  adalah yang paling penting dan utama. Kadar egoisme untuk penyerang dalam sepak bola dianggap sebagai hal wajar. Sebab kadang dalam situasi sulit seorang penyerang harus cepat memutuskan sesuatu. Di sini peran ego penting, tetapi jika seringkali dilakukan dan kadang tidak memberi kesempatan pemain lainnya membantu mengkeksekusi tendangan maka banyak peluang atau kesempatan terbuang sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun