Untuk kendang, bonang barung, bonang penerus, perlu kesabaran dan kecerdasan untuk menguasai. Tetapi bukan berarti tidak bisa hanya kesempatan saja yang mungkin terbatas.
Ternyata melatih rasa itu tidak semudah membalik tangan. Perlu kesabaran, perlu konsentrasi dan perlu kegembiraan dan kebersamaan. Dalam perjalanan latihan bukan hanya hapalan namun merasakan setiap alunan musik, memberi keseluruhan jiwa untuk bisa merasakan alur musiknya.
Bagi yang sudah peka ia akan bisa merasakan kesalahan sekecil apapun, bagi pemula butuh banyak Lathan untuk bisa menguasai satu alat musik. Itu yang penulis rasakan saat berlatih gamelan, demikian juga dengan alat musik lain. Yang bisa penulis ceritakan adalah seruling, karena kebetulan cukup menguasai (bukan berarti ahli).Â
Suara lengkingan suling itu akan terasa indah bila kita sudah hapal dan nadanya, irama nafasnya, dan pengaturan ritme tinggi rendahnya nada. Bukan sekedar melengking dan bunyi tetapi bisa memainkan harmoni hingga suara seruling atau flute mampu menginterpretasikan rasa yang muncul dari jiwa sang peniupnya.
Meniup sepenuh hati, melantunkan dengan sepenuh rasa, tidak lagi menghafal melainkan memainkan dengan penuh totalitas. Improvisasi yang muncul selain dasar iramanya akan memberi sentuhan rasa yang bisa didengar dengan nyaman oleh penikmatnya, terutama misalnya irama degung dari Sunda, Alunan musik Jawa dengan slendro dan peloknya.Â
Demikian juga ketika memainkan musik pentatonik. Ada teknik, ada penguasaan nada dan ada jiwa yang diikutkan untuk menguasai alat musik dan partiturnya.
Itu bagian musik, penulis kini bercerita tentang menggambar, tentang melukis dan tentang kegiatan seni lain yang pernah penulis ikuti. Kebetulan sejak SMP suka memainkan pulpen untuk membuat coretan. Bukan coretan berseni sebetulnya namun lebih sebagai ungkapan perasaan dari rasa bosan mendengarkan pelajaran.Â
Goresan-goresan itu awalnya kaku, garisnya tidak berbentuk, sekedar mengekspresikan rasa bosan saja. Jangan harapkan menguasai anatomi, mungkin hanya sekedar mengeluarkan imajinasi.
Secara teori memang pernah mendengar dan melihat bagaimana teori menggambar, namun sebenarnya kegiatan menggambar akan lebih nikmat bila diikuti dengan gembira bukan karena paksaan atau sekedar memenuhi tugas saja.Â
Menggambar itu selain teknik juga butuh ketekunan, kesabaran, keuletan. Tanpa sadar jika menggambar terus dilakukan berulang-ulang, terutama mengulang hal tersulit yang belum dikuasai, lama-lama ketrampilan menggambar akan dikuasai.