Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Butir-butir Kerinduan (12)

26 Mei 2022   20:52 Diperbarui: 26 Mei 2022   21:04 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Joko Dwiatmoko 

Cinta, putus, selingkuh, sakit hati, cemburu datang dan pergi. Banyak manusia yang terjebak dalam percintaan  berakhir tragis, kisah sedih dan lika-liku hidup  penuh tantangan. Baru menemukan cinta, namun cepat berlalu karena banyak hal, dari selingkuh, sakit hati cemburu hingga akhirnya putus. Patah hati membuat orang waras menjadi kelihatan bego. Otak tidak terpakai yang ada malah frustrasi, stres, depresi dan parahnya menjadi gila.

Kalau orang sudah memasuki wilayah sakit jiwa apa yang dilakukan selain tidak lagi mengenal diri, ia bisa berjalan tanpa busana, tidak malu dilihat orang, tidak malu bahwa ia bisa tertawa, menangis, tersenyum dalam kepolosan, berjalan ke tempat umum, berteriak-teriak, berdoa tanpa merasa dosa.

Bukankah ia memang berada dalam dimensi lain, dalam dunia  jauh yang tidak terjangkau oleh nalar. Seperti memasuki dunia sepi, tetapi juga dunia yang penuh kebebasan, ada syaraf-syaraf di otaknya yang cedera, ada memorinya yang hilang.

Kecewa, membuat ia benar-benar stres, depresi hingga akhirnya masuk dalam ruangan besar yang hanya menyisakan ia dengan dirinya sendiri. Apa yang terjadi, Didik, Ahmad, Sani, Trusmi pun bisa masuk dalam ruangan isolasi yang menampung orang-orang stres dengan banyak sebab. Ada yang ditinggal pacar, ditinggal suami selingkuh dengan sahabatnya sendiri, ditinggal ibunya saat sayang-sayangnya, kecewa karena tidak diterima menjadi PNS atau menjadi gila karena tidak lolos menjadi biarawati dan rohaniwan.

Ada yang cemburu pada tuhan, kecewa dengan lingkungan dan hidup yang selalu sial, tidak kuat memenuhi target orang tua yang menginginkan dia berprestasi, selalu harus rangking satu.Orang gila butuh dan rindu menjadi waras kembali, ia ingin sadar-sesadar-sadarnya bahwa ia kembali diterima masyarakat, bisa bercanda dengan teman dan tidak lagi hidup dalam kesunyian dan kesendirian. Tidak lagi tersingkir dan menjadi bahan tertawaan, dan rasa kasihan orang-orang.

Kembali rapi, hidup dalam keteraturan dan target hidup yang jelas. LIhatlah seberapa dalam matamu bicara, Didik, dari matamu yang kosong menatap kehidupan tanpa makna, kembalilah menggenggam optimisme, pulanglah menyesap udara desa tempatmu. Tidak usahlah berpikir muluk untuk menjadi doktor atau mendapatkan istri cantik secantik artis ibukota yang selalu melakukan perawatan rutin agar terlihat glowing dan mengkilat.

Hiduplah dengan cara-cara sederhana, rengkuh yang terdekat dan jangan terlalu jauh mengkhayal. Lihat saja gerumbulan perdu bambu, ia tidak perlu polesan untuk bisa menghijaukan lembah di kampungmu. Mereka berhimpitan kadang saling merapat, tertiup angin namun tetap menyatu dan membuat burung hantupun nyaman bertengger di dahannya. Kewarasan itu diukur dengan kemampuan diri sendiri untuk memecahkan persoalan tanpa terkungkung oleh situasi rumit. Yang susah dipermudah, yang mudah jangan dianggap terlalu ringan.

Setiap orang akan menemu masalahnya sendiri, bobot tiap masalah berbeda-beda. Kalau kamu tercebur dalam masalah dan tidak segera menguraikan maka akan muncul persoalan bertumpuk yang akhirnya membuatmu terperangkap. Terperangkap dalam situasi runyam yang bahkan dirimu sendiri akhirnya lepas tangan. Semakin lepas tangan maka persoalan tidak semakin mudah, namun semakin berat.

Hadapi saja persoalanmu, jalani saja roda kehidupan yang kadang di atas, kadang di bawah. Kamu hanya harus lebih sadar dan tidak memaksa diri melebihi kemampuanmu, jika tidak bisa mengatasi perlu ada teman, ibumu, orang tuamu, sahabatmu yang mau menampung keluh kesahmu. Jangan diam. Itulah suara nuraniku, Suara yang terus menggema ketika ada masalah berat menimpa, aku tidak sedang menasihatimu kawan, aku sedang sharing, entah kau terima atau tidak terserah. Setiap orang mempunyai masalahnya sendiri. Sebagai nuranimu aku juga mempunyai persoalan, sama beratnya dengan dirimu, tetapi aku bisa kuat karena aku juga dengan yang menciptakanku, mendengarnya dan mencoba mengurai masalah satu persatu.

Tidak lagi hilang akal dan tetap sehat berpikir.

Kamu bingung khan, ternyata semakin sering curhat rasanya pikiran menjadi semakin ringan, tidak lagi terjebak dalam alur pikiran yang akhirnya membuat depresi. Kamu tahu apa itu schizophrenia Schizo afektif atau psikosa manik depresif.Pernahkah kamu bicara kacau, hidup dalam pikiran sendiri (autisma), ambivalen, seperti dua perasaan dalam satu saat. Bisa jadi kamu tengah mengalami depresi. Kalau dibiarkan kamu akan menderita sakit jiwa dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun