Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Butir-butir Kerinduan (4)

12 Mei 2022   13:21 Diperbarui: 12 Mei 2022   13:49 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Joko Dwiatmoko

Kalau kamu mengatakan jujur;

"Maaf uangku hanya cukup membeli Mie ayam dan Teh Tawar?"

Dengan sigap kekasihmu akan menjawab:

"Ya, maaf rasanya aku tidak bisa menemanimu lagi, mulai hari ini dan hari-hari mendatang!"

Kamu akan tercenung dan patah hati, depresi dan bahkan bisa saja gila. Oh, inikah hidup,betapa kejinya dunia, betapa tidak adilnya nasib orang-orang miskin seperti kita?

"Ada yang menjawab lirih, bukan kita lu aja, itu deritamu."

Dalam bathin aku berkata. "Bajinguk. Kalau senang mendekat kalau lagi susah kabur semua."

Ketika merenungi tentang kelakuan manusia jadi ingat Sarjum. Ia yang akhirnya pulang kampung karena bangkrut dan karena banyak cewek cantik yang hanya mau uangnya dan kejayaannya saja. Saat susah, cewek-ceweknya menghilang. Tidak lagi mendekat. Di saat itu Sarjum ingat kekasih di desanya. Warni.

Sekian lama Warni menunggunya, ia tetap setia menunggu, meskipun tahu bisa saja Sarjum sudah melupakannya karena berderet cewek-cantik mendekat saat usahanya sukses.Sarjum pernah sukses berdagang di pasar induk, kemudian mempunyai beberapa cabang warung kopi. 

Saat sukses Sarjum sering datang di kafe, sengaja mencari hiburan dan mencoba merayu cewek-cewek yang mau menemaninya minum sambil menikmati gedebum musik yang memekakkan telinga. Sarjum melihat dengan matanya cewek-cewek dengan polesan tebal tersenyum, mengajaknya bergoyang oleh alunan musik dangdut yang ritmis.

Sambil keras lantang bicara dengan bau-bau alkohol yang semakin membuat dirinya semangat joget, ditemani oleh tangan lembut yang menggodanya untuk menyentuh bagian tubuh tertentu yang membuat libido semakin bergejolak. Perempuan itu berbisik ditelinganya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun