Berkali-kali Presiden Jokowi sudah mengingatkan ia taat konstitusi, artinya kalau para hatters, buzzer, oposan, para pembenci Jokowi menyiratkan untuk tidak percaya begitu saja apa yang dikatakan Jokowi, sebetulnya mereka mau apa sih?
Covid 19 dan Ketidakpastian Masa Depan
Covid 19 dan krisis ekonomi bukan maunya presiden. Krisis itu datang memberi dampak besar terhadap perekonomian dunia, Indonesia juga terdampak, banyak sektor ikut terimbas akibat lamanya pandemi. Dari tahun 2020 sampai 2022, berbagai stimulus, kebijakan dilakukan untuk menekan agar sektor ekonomi tidak terpuruk. PPKM, pembatasan kegiatan masyarakat dilakukan untuk mencegah penyebaran covid lebih parah. Efeknya memang banyak merasakan betapa berat menjalani hidup dengan banyaknya PHK, banyaknya orang kehilangan usaha.
Masyarakat bingung, bagaimana bertahan hidup di tengah ketidakpastian. Lalu dengan perekonomian yang kembang kempis lantas semua telunjuk mengarah ke presiden yang harus bertanggungjawab terhadap ketidakpastian ekonomi ini. Menurut saya presiden sudah maksimal bekerja. Beliau sudah mengusahakan yang terbaik mencari formula agar dampak PPKM tidak membuat perekonomian bergelimpangan. Meskipun harus menerima kenyataan pahit, masyarakat Indonesia bukanlah tipe uyang mudah menyerah.
Saat sektor retail, mall sepi, banyak restoran dan usaha kuliner besar tumbang, ekonomi berkembang di pinggiran, pedagang kaki lima marak, usaha kuliner pinggir jalan pelan-pelan meskipun keuntungan tidak sebesar ketika usaha kuliner di mall atau di restoran namun roda perekonomian berjalan. Bahkan mungkin dengan usaha masyarakat bertahan dan tetap berusaha lewat membuka lapak di pinggir jalan dan di tempat-tempat tertentu sumbangan besar roda perekomian rakyat hasilnya sungguh diluar dugaan.
Sebagai masyarakat Jakarta, saya merasakan dampak perekonomian memang terasa tetapi sektor, kuliner, pada pedagang dadakan yang melakukan bongkar pasang lapak tetap diberi kue rejeki. Mereka tetap bertahan bahkan ada yang sukses dengan membuka beberapa cabang.
Sektor lain yang berkembang di tengah pandemi adalah jasa pengiriman barang. Banyak perusahaan eskpedisi berkembang cepat. Masyarakat mempunyai kebiasaan baru  membeli apapun dengan cara belanja online, mengirimkan barang transaksi jual beli lewat jasa ekspedisi. Untuk belanja keperluan rumah tangga, baju dan barang-barang ringan tidak perlu keluar rumah. Kiriman bisa langsung datang ke rumah dengan mencantumkan alamat lengkap pengiriman.
Politisi dan Maraknya Media partisan
Kalau apa yang digambarkan oleh politisi dan para pengamat bahwa perekonomian morat-marit tidak sepenuhnya benar. Mereka yang terdampak akibat sulitnya perekonomian pasti akan berusaha semaksimal mungkin bertahan. Yang semula menganggur tidak punya pekerjaan dalam keadaan tertekan akan mempunyai jalan kreatif untuk bangkit. Sektor swasta, usaha kecil-kecilan pelan dan pasti bergerak.
Apa yang terlihat di sekitar Jakarta Barat, misalnya di Pedongkelan, Di Taman Palem, apapun yang dijual para pedagang lapak satu dua ada pembelinya. Bahkan usaha kuliner seperti minuman buka puasa, es kelapa muda, boba, jenis makanan goreng-gorengan selalu saja ada pembelinya. Usaha frozen food  berkembang pesat.
Jadi kesimpulan saya asal ada usaha masyarakat masih bisa bertahan. Mereka yang tidak mengeluh, tetapi yang terus berusaha bekerja apapun baik serabutan maupun usaha kecil-kecilan nyatanya mendapat jalan. Dan bagi yang kreatif dan mempunyai intuisi tajam mengendus peluang usaha yang menguntungkan mendapatkan hasil yang luar biasa.
Jadi para mahasiswa, pengamat politik, ekonomi, para wakil rakyat dan para oposan. Lihatlah masyarakat dengan obyektif. Diakui, banyak yang menderita akibat dampak covid. Banyak yang merasa bahwa tekanan hidup semakin berat, namun semakin tertekan masyarakat mereka yang tidak gampang menyerah oleh keadaan selalu mempunyai cara untuk bangkit.
Utang negara memang meroket, banyak pinjaman terkait subsidi kesehatan, subsidi bidang energi dan  infrastruktur. Tetapi mentri keuangan Sri Mulyani  memperhitungkan besaran utang dengan simpanan keuangan negara, hingga tidak menimbulkan inflasi seperti yang banyak dirasakan Amerika Serikat, negara-negara Eropa. Bahkan Indonesia masih bisa bisa ekspor seperti CPO dan beberapa sektor lain seperti barang kerajinan.