Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Teater Itu Asingkah Sekarang Bagiku?

28 Maret 2022   14:43 Diperbarui: 28 Maret 2022   14:52 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sebuah pertunjukan Teater(adjar.grid.id)

Teater itu pertunjukan kompleks, kolaborasi musik, gerak dan juga rupa. Yang ditampilkan teater itu mungkin membosankan bagi yang awam akan pertunjukan tersebut tetapi sebetulnya mengasyikkan jika mencerna adegan demi adegan dan naskah yang ditulis.Untuk bisa menjadi seorang aktor teater itu tidak mudah. Perlu proses panjang agar bisa menjadi aktor yang bisa tampil prima dan memukau. Lihat saja penampilan teater koma yang dikomandani Ratna Riantiarno dan penulis naskah jempolannya Nano Riantiarno atau Nobertus Riantiarno.

Apa Sih Teater?

Apa yang ditampilkan teater itu paduan dari seni musik, gerak(tari,olah tubuh, olah raga) dan juga karya rupa. Saat kuliah jelek-jelek begini pernah berlatih bareng para pegiat teater di Yogyakarta, ya meskipun perannya masih sebatas cameo, sebatas aktor tambahan dan belum aktor utama paling tidak pernah mengerti betapa susahnya latihan teater. Seorang aktor harus bisa ngomong lantang, keras meskipun tanpa bantuan micropon. Untuk bisa mengeluarkan kemampuan suaranya dibutuhkan latihan vokal, olah gerak, olah rasa.

Salah satu cara melatih vokal mirip dengan latihan vokal untuk paduan suara. Pemain teater harus berlatih vokal misalnya melatih nafas perut dan nafas dada, melatih lafal langit-langit, meniru suara-suara, atau mengeluarkan ekspresi suara keras-keras dengan berteriak lantang di tempat latihan atau alam terbuka. Untuk bisa menjaga stamina tubuh dan kejelasan intonasi atau lafal kata seorang pemain teater harus berlatih olah gerak. Misalnya melakukan pelafalan aioau. Melatih diafragma, melatih otot perut dan otot dada. Disamping itu juga ada senam muka.

Untuk menjaga stamina agar bugar pemain mesti melatih kelenturan tubuh, termasuk berlatih push up, sit up, koprol, dan latihan selayaknya atlit senam. Maka bisa dilihat jika pemain teater itu mempunyai bodi tubuh bagus, bukan sekedar kerempeng saja. Stamina bagus sangat menunjang penampilan di panggung. Seperti teater koma misalnya yang harus tampil berkali-kali di hadapan penonton, setiap pemain harus bugar, tidak gampang sakit, tidak cepat lelah ketika membutuhkan primanya stamina ketika tampil allout di panggung.

Pengalaman berlatih Teater

Jadi sebetulnya teater itu adalah sebuah pertunjukan seni tingkat tinggi yang butuh kekuatan fisik, kekuatan suara, kelenturan tubuh dan juga totalitas saat meniru atau sedang berakting. Maka disamping latihan rutin gerak dan suara pemain harus bisa menirukan suara maupun tingkah laku manusia lain atau bahkan hewan dan gerak-geriknya.

Kadang latihan teater bagi orang awam seperti orang gila. Saya punya pengalaman ketika ikut audisi UKM teater di kampus, mereka membawa calon anggotanya ke tempat umum, jalan kaki beberapa kilo dengan karakter yang harus ditiru dan dilakukan selama dalam perjalanan, ada yang menjadi anak kecil dengan segala tingkah konyolnya, ada yang menirukan orang gila, dan menirukan orang yang buta serta tuli (budeg). Kebetulan saya menirukan orang budeg.

Ketika saya harus melewati jalan yang biasa saya lewati karena dekat kost, dan kebetulan ketemu teman saya bingung, sebab saat itu harus memerankan peran bisu, maka dengan terpaksa teman saya cueki dan tetap diam karena ini adalah ujian mental calon anggota teater. Yang lebih heboh lagi ada teman yang secara total memainkan peran sebagai pengemis dan orang gila, ia bahkan mendapat uang selama dalam perjalanan.

Jadi sebenarnya teater itu tidak sungguh asing, pada suatu masa (masa lalu) saya pernah menjadi calon aktor, aktif berlatih dan sempat main bareng pegiat teater se Yogya main di Aula ISI Karangmalang (waktu itu sekitar 1990 an) memainkan lakon Santri Santri Kidlir, dengan iringan musik Kyai Kanjeng dan Penggagas dan sutradaranya Emha Ainun Nadjib. Pengalaman itu tentu tidak terlupakan, karena dulu saking asyiknya latihan dan main teater hampir saja saya melupakan kuliah.

Dari main Teater paling tidak pernah mengenal kerasnya latihan bersama Whani Dharmawan, tokoh teater Yogyakarta dan juga pernah ketemu dekat dengan pelatih fisik Jujuk Prabowo (Teater Gandrik) pernah dilatih pantomime terkenal Yogya yaitu Jemek Supardi, dan pernah nongkrong bareng sama almarhum Mc terkenal Yogya dan juga dikenal sebagai komedian Gareng Rakasiwi.

Sekitar tahun 1990 an awal di Yogyakarta tempat yang kental dengan kesenian, hampir setiap hari sepulang sekolah (kadang malah bolos kuliah:jangan ditiru anak sekarang ya) daku ikut latihan drama kolosal.Mahasiswanya gabungan dari anak IKIP (daku) Sanata Dharma, dan Mudika Kota Baru, latihan di Aula gereja kota Baru Yogyakarta. Hampir setiap hari melakukan latihan olah gerak dipandu Jujuk prabowo, dan latihan karakter dan akting oleh sutradaranya yaitu Whani Dharmawan.

 Garapan drama ini pertama kali akan ditampilkan di GOR Surabaya. Saya mendapat jatah menghapalkan satu bait puisi. Latihan adegan saja lebih dari dua minggu sampai mendapatkan hasil lumayan, selesai hampir selalu melewati tengah malam. Benar-benar menguras fisik. Dan yang luar biasa ketika ternyata saat ditampilkan di Surabaya ditonton oleh sekitar limaribu penonton. Saat tampil awal benar-benar grogi bercampur kagum karena baru pertama kali menjadi sorotan penonton. Amazing. Pertunjukan kedua di RRI tidak ikut karena daku harus serius kuliah agar tidak ke DO hehehe. Sebab banyak bolos kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun