Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Michael Jordan, CR 7, dan Valentino Rossi "Magnet" Dunia Olahraga

15 Maret 2022   06:18 Diperbarui: 15 Maret 2022   06:23 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dua idola dalam sebuah kesempatan (bola.net)


Bukan mengecilkan tokoh lain seperti yang saya sebut pada judul, hanya menurut saya merekalah yang membuat saya semangat memantengi layar televisi, menyisihkan waktu untuk melihat permainan mereka, berusaha mencari cara apapun untuk mendapatkan informasi tentang tokoh-tokoh itu. Kalau yang lain boleh jadi ada yang beda, bisa saja mereka mengidolakan, Pete Sampras, Lim Swie King, atau Lionel Messi.

Setiap orang mempunyai idola dan sah-sah saja mengidolakan siapa-siapa, yang penting saya tidak pernah mengecam apa yang menjadi pusat perhatian orang lain. Kebetulan sejak dulu Basket membuat menarik karena ada sosok Michael Jordan, bukan klubnya. 

Ke mana pun ia pergi sosok Michael itulah yang terus memberi spirit untuk menonton setiap pertandingannya, bahkan ketika harus bergadang, menanti pertandingan tengah malam kalau ada idola tetap dijabani meskipun harus menyiapkan stamina, kopi dan camilan ekstra.

Michael Jordan menjadi alasan kuat saya untuk menonton basket, selepas Jordan Pensiun maka motivasi tidak sekuat ketika Jordan masih menjadi magnet kala menonton Basket NBA. 

Jordan menjadi tokoh olah raga yang amat penting dalam perjalanan hidup saya, tidak peduli orang lain mengidolakan Shaquille O'niel, atau pemain basket lain, apapun Jersey dan pernik-pernik Jordan terus dicari, Cuma sayangnya saya bukan kolektor yang baik jadi bukan seperti Gading Martin yang ngefans berat sama sosok Michael Jordan, saya sebatas mengagumi, untuk bisa mengoleksi segala jerseynya saya tahu diri dulu saya masih sekolah dan bekal dan kemampuan orang tua kurang jadi tidak usah bermimpi terlalu tinggi.

Setiap kali klub Michael Jordan main, dulu kala saya masih semangat-semangatnya olah raga meskipun kalau main basket tidak jago-jago amat hanya suka basket karena suka pada memasukkan basket ke ring , mencoba jarak dekat sambil melompat istilahnya slam dunk, atau shooting lewat lingkaran yang sudah ditentukan. 

Kalau melihat permainan jagoan NBA, lompatan mereka layaknya terbang, melompat, berputar dan akhirnya menceploskan bola ke istilahnya keranjang bola yang tinggi banget menurut ukuran saya tetapi biasa saja bagi para raksasa yang main di basket yang rata-rata tingginya lebih dari 190 cm. 

Kalau Michael Jordan mungkin untuk ukuran pemain Basket tidak yang paling tinggi, namun kemampuan "terbangnya", dribbling, slam dunknya menurut saya di atas rata- rata. Kecepatan berpikirnya, memberi umpan akurat pada temannya dan menyelesaikannya lewat gaya basketnya yang bikin pemirsa dan penggemar bola basket bikin melongo.

Sebetulnya tidak kurang para jagoan NBA yang bisa difavoritkan, namun kemampuan saya untuk mengingat pemain lain tidak begitu kuat, saya hanya ingin menyederhanakan pikiran untuk mencintai menjadi fans bagi satu orang. 

Ia adalah Michael Jordan, sukses dan gagalnya dia adalah kehidupan itu sendiri, sebagai manusia ia tidak luput dari kesalahan, ia pernah gagal, pernah merasa frustasi, pernah kesulitan di bidang kehidupan yang lain entah di kehidupan rumah tangganya, entah karena tidak semua pertandingan dia menangi bersama timnya. Hujatan mungkin ada tetapi tidak sevulgar era media sosial saat ini yang sering membuli dan menghina dina tokoh sekelas Michael Jordan.

Kalau Jordan main di saat media sosial tengah booming, ia juga jadi sasaran caci maki netizen, sebab yang dilihat netizen adalah kesempurnaan, kesenangan dan kemenangan. Selebihnya mereka akan dengan entengnya membuat hujatan dan hinaan. Setelah Michael Jordan pensiun hasrat saya menonton NBA meredup, berganti dengan kesenangan lain yaitu menonton sepak bola yang sebetulnya sejak dulu sama-sama saya gemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun