Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kurikulum Prototipe, "Tantangan" Guru Mengajar di Era Kecanggihan Teknologi

12 Februari 2022   10:42 Diperbarui: 12 Februari 2022   20:07 1832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Jumat, 11 Februari 2022 Mas Menteri Nadiem Makarim meluncurkan dan memperkenalkan kurikulum prototipe. Kurikulum ini adalah penyempurnaan dari kurikulum 2013 yang perlu diupgrade supaya mempermudah guru dan institusi sekolah menentukan kurikulum yang paling cocok untuk daerahnya atau lingkungan sekolahnya.

Beban administrasi, pembelajaran yang cenderung membosankan karena membuat siswa ketinggalan dalam hal inovasi, kemandirian berpikir dan kekakuan dalam penerapan pembelajaran membuat kualitas pendidikan Indonesia ketinggalan beberapa tahun dari negara lain. 

Sebelum pandemi kemajuan pendidikan selama 1 tahun adalah 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numeral. Setelah pandemi pendidikan mengalami yang disebut learning loss. 

Untuk Literasi menurut data yang dikumpulkan kemendikbud dan dari pemaparan Mas Menteri terjadi learning loss setara 4 bulan, sedangkan numerasi 5 bulan.

Foto Screenshot ketika mendengarkan paparan Mas Menteri dari YouTube Kemendikbud (dokpri)
Foto Screenshot ketika mendengarkan paparan Mas Menteri dari YouTube Kemendikbud (dokpri)

Banyak sekolah terutama di pedalaman mengalami degradasi pendidikan akibat Covid-19 selama pemberlakuan PJJ. 

Banyak sekolah yang mengalami kemunduran dalam proses pembelajaran kecuali sekolah-sekolah yang sigap memberlakukan kurikulum darurat yang hanya berdampak sekitar 1 bulan learning loss.

Ketika sekolah-sekolah masih memberlakukan kurikulum 2013, maka banyak kerugian dari sekolah dan siswa yang mengakibatkan kemunduran dalam penyerapan belajar. Kemendikbud merilis survey sekitar 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah pada 20 kota/kabupaten dari 8 provinsi. Dalam survey itu Sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 muncul perbedaan signifikan dengan sekolah yang menggunakan kurikulum darurat. Terlihat dalam tabel bahwa penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% untuk literasi dan 86 persen untuk numerasi.

Peluncuran kurikulum prototipe menurut Mas Nadiem adalah efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus. Untuk itu perlu rancangan pembelajaran secara komprehensif. 

Dari pembelajaran kurikulum prototipe akan didapat beberapa poin yang diharapkan mampu membuat pembelajaran lebih kondusif dan bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman terutama di era digital yang menuntut kemajuan teknologi secara cepat dan pesat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun