Perkenankan saya berbicara tentang pendidikan, meskipun jika bicara tentang pendidikan ada banyak penulis kompasiana yang lebih ahli, tapi karena saya praktisi, pelaku, dan memang bekerja sebagai guru meskipun tidak merasa pakar dan menguasai aneka trik pembelajaran, tapi saya banyak belajar dari teman- teman tentang pendidikan dan pengajaran. Kebetulan di sekolah saya adalah sekolah yang mengejar kualitas, di samping SDM nya juga bisa diajak berpacu untuk menyerap pendidikan yang lebih ketat, disiplin dengan standar lebih tinggi dari sekolah lain.
Standar Tinggi Pembelajaran
Bagaimana  agar sekolah tetap dalam standar tinggi, salah satu kuncinya ada pada kepala sekolah, yang kedua adalah kultur yang tertanam dari para senior untuk membentuk karakter siswanya agar bisa mengikuti pola pendidikan dan pengajaran di sekolah. Yang ketiga adalah guru yang mau belajar dan mampu mengejar ketertinggalan pengetahuan dan teknologi.
Disiplin, serangkaian tugas dari semua mata pelajaran dan tentunya mencoba selangkah lebih maju dari sekolah lain. Sebelum sekolah melakukan pembelajaran berbasis komputer, sekolah kami sudah melakukannya lebih dahulu, sebelum segala administrasi dilakukan dengan sistem komputerisasi, sekolah kami sudah mencuri start, mendorong guru, staff dan karyawannya untuk melakukan penghematan kertas dengan mengumpulkan tugas administrasi di file drive, hingga saat ini penyempurnaan tugas administrasi dengan komputerisasi mendekati sempurna dan para pimpinan bisa dengan gampang memeriksa di folder- folder drive yang bisa diakses dan dilihat sesuai nama dan kompetensinya.
Guru, mengalami percepatan pencerapan teknologi akibat pandemi, mereka yang berat memahami komputerisasi sadar dan mundur teratur, tinggal guru yang masih mau diajak belajar dan memaksimalkan kemampuan dengan peralatan digital dan belajar berbagai aplikasi pembelajaran agar murid atau peserta didik terpacu untuk menguasai teknologi baru.
Pengajaran tetap di kelas dengan interaksi melalui zoom kelas. Segala tugas bisa dikirimkan lewat google classroom, alat penguji kecakapan berupa tes ulangan harian PTS dan ujian semester bisa dilakukan dengan moodle. Interaksi kelas tetap mengaju pada kegiatan pembelajaran biasa cuma sedikit dikurangi waktunya.Kalau pelajaran biasa satu jam pelajaran adalah 40 menit di pembelajaran zoom hanya 30 menit.  Dari biasanya pembelajaran selesai jam 14.45 untuk pembelajaran daring selesai jam  13.00 mungkin bisa ditambah lagi dengan kegiatan ekstra kurikuler lewat zoom.
Banyak sekolah masih membatasi pertemuan lewat zoom dan melakukan penugasan lewat WA atau mengirimkan lewat Email. Sedangkan di sekolah kami pengumpulan tugas sudah di tata dan dikumpulkan lewat link drive yang bisa memuat data sangat besar tentunya setiap siswa sudah dibuatkan akun google khusus untuk sekolah. Hal itu memudahkan untuk mereka bisa invite ke google classroom, terhubung dengan penilaian moodle.
Pelatihan Dan Pembelajaran Teknologi Canggih Proses Belajar Mengajar
Untuk menjamin dinamika kelas sekolah kami sudah mulai melakukan pelatihan Hybrid Learning, sebuah pembelajaran yang dirancang untuk interaksi langsung di kelas sekaligus juga bisa mengikuti di rumah.Â
Peralatan di kelas ditambah dengan layar sentuh besar, serta ditambah peralatan OHP yang lebih canggih untuk bisa mentransfer gambar baik dari buku maupun media serta obyek lain seperti benda- benda alat pembelajaran untuk ditampilkan di layar sentuh, selanjutnya memudahkan anak didik yang belajar dari rumah untuk melihat benda yang ditunjukkan guru dari layar zoomnya, ketika guru melakukan share screen. Selanjutnya guru dituntut memahami teknologi baru yaitu augmented reality.Â
Sebuah pengajaran artifisial dengan menghadirkan guru di ruang kelas, padahal guru mengajar dari rumah. Pada interaksi pembelajaran guru dan murid seakan - akan berada dalam satu kelas padahal guru dan siswa ada di tempat berbeda. Dengan layar yang mirip ruang kelas guru sebagai sentralnya dan murid di meja masing- masing betapa menariknya interaksi zoom dengan media augmented tersebut.