Belanda, Portugal, Perancis, Jerman harus pulang kampung lebih cepat di ajang EURO 2020. Sebuah ending yang tentunya tidak diharapkan oleh banyak penggemar sepak bola seluruh dunia. Tim bertabur bintang dengan rekor -- rekor yang diciptakan skuat mereka harus merelakan ajang 4 tahunan tanpa kibaran bendera dari tim tim yang biasanya menangguk sponsor besar dari ajang pertandingan yang gengsinya di dunia hanya beberapa strip di bawah Piala Dunia.
Banyak pengamat berharap banyakpada  Belanda, Portugal, Perancis, Jerman bisa menghibur dengan permainan mereka yang eksplosif. Babak gugur sudah dilalui Perancis yang diharapkan unggul malah harus tersedu menangis menyaksikan ketidakberuntungan Les Blues itu melangkah ke 8 besar. Satu gol dari Kylian Mbappe yang sukses ditepis Yann Sommers membuat Perancis harus gigit jari. Percuma sumbangan dua gol dari Benzema dan Pogba. Dan antiklimaknya adalah Mbappe yang menjadi pesakitan karena gagal mengeksekusi pinalti.
Ternyata Pinalti itu tidak semudah yang dituturkan komentator atau netizen yang secara ngawur mengolok - olok seorang bintang lapangan yang sering memecahkan rekor demi rekor hanya karena sering melihat bintang tersebut selalu ditunjuk sebagai eksekutor saat terjadi hukuman pinalti.
Menendang di hadapan jutaan pemirsa, dengan tekanan publik yang luar biasa benar - benar tidak mudah. Butuh mental kuat untuk bisa sukses mengeksekusi pinalti dan bisa mengelabuhi kiper. Kadang tendangannya tidak keras tapi seorang eksekutor perlu cerdik mengecoh kiper. Membaca arah tepisan kiper juga harus diperhitungkan karena akan membuat tendangan gol menjadi lebih mudah ( itu teorinya).
Padahal kalau di lapangan bisa dibayangkan ketika lutut tiba- tiba kaku seakan tidak bertenaga grogi kelas berat ketika semua mata tertuju pada seorang pemain yang sedang ancang- ancang menendang ke gawang di depannya.
Jerman menyusul Perancis yang harus pulang karena kalah dengan Inggris. Penonton tinggal mengharapkan ada permainan menarik diperlihatkan Italia, Swiss, Spanyol, Belgia Ukraina.fans Ronaldo, Kylian Mbappe, Paul Pogba, Karim Benzema, pelatih perlente Joachim Low, Thomas Mueller, Wijnaldun beraksi.
Tapi bukan berarti euro 2020 tidak menarik untuk ditonton sebab sang kuda hitam dan tim - tim yang dari perkiraan pengamat tidak diperhitungkan bisa menggebrak dengan taktik yang susah diprediksi. Lihat saja taktik Inggris ketika melawan Jerman. Inggris memasukkan  Jack Grealish di menit ke 69. Masuknya Grealish mengubah pola permainan Inggris.Grealish memberi umpan kepada  Luke Shaw dan diteruskan lagi ke Raheem Sterling dan terjadilah gol. Pertandingan yang berlangsung di Wembley dan berkat assist Grealish Robby Keane bisa menyundul bola dan berhasil memasukkan gol ke gawang Manuel Neuer.
Gareth Southgate membayar dendam 25 tahun silam saat ia gagal melakukan tendangan pinalti yang menyebabkan  The Three Lions harus mengubur impiannya menang di ajang EURO. Di Stadion sama Southgate membayar dendamnya dengan mengalahkan Die Mannschaft Jerman  2- 0 (29 Juni 2021).
Ukraina yang juga maju sebagai pemenang ketiga di babak penyisihanpun sukses melaju ke 8 besar setelah mengalahkan 2-1. Pelatih Ukraina Andriy Sevchenko. Mantan pemain Dinamo Kiev, AC Milan dan Chelsea itu pertama kalinya bisa mengantarkan Ukraina menyentuh babak  perempat final ( 8 besar )
Apa yang terjadi di babak perempat final kita nantikan. Semakin sulit memprediksi siapa yang akan melaju ke babak semi final, karena siapapun bisa saja tergusur atau menang. Piala Eropa benar - benar penuh kejutan.
Di tengah meningkatnya persebaran covid tanah air Piala Eropa menjadi hiburan bagi penggemar sepak bola yang bosan hanya di rumah terus.
Kalau diibaratkan dalam syair lagu Indonesia patutlah tim tim seperti Portugal, Perancis, Jerman, itu layu sebelum berkembang. Begitulah kejamnya sistim gugur di perdelapan final. Mari tetap menonton tetapi jangan lupa menjaga asupan gizi menambah vitamin, tidur cukup dan tidak lupa kalau keluar rumah ikuti protokol kesehatan. Salam olah raga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H