Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Ronaldo Faktor Kekalahan Telak Portugal Melawan Jerman?

20 Juni 2021   20:00 Diperbarui: 20 Juni 2021   20:17 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Sahabat saat di Real Madrid Ronaldo danToni Croos (wow.tribunnews.com)

Semalam hujan gol mewarnai pertandingan antara Portugal dan Jerman. Seperti biasa dari statistik menunjukkan bahwa Portugal susah menang jika melawan Jerman. Dari sekitar 18 pertemuan Portugal cuma menang 3 kali dan Jerman mencatat kemenangan 10 kali sisanya imbang. Jadi bila penulis dan pengamat sering mengidentikkan pertandingan semalam adalah karma Ronaldo atas penyingkiran botol Coca Cola rasanya berlebihan.

Dari skuad Jerman memang terdiri dari pemain yang terbentuk dari tradisi bola yang kuat. Secara tim memang Jerman jauh lebih bagus daripada Portugal. Namun ingat namanya bola itu bulat, saat menang telak melawan Portugal belum tentu bisa dipastikan Jerman akan menang mudah melawan Hongaria. Perancis saja yang menang melawan Jerman tampak kesulitan dengan permainan agresif Hungaria. Portugal sendiri sukses mencatat kemenangan pertama melawan Hongaria namun sial ketika melawan Jerman.

Lalu apakah karena faktor Ronaldo itu Portugal kalah yang menjadi pertanyaan ? Melihat jalannya permainan tadi malam Jerman mempunyai tim yang benar- benar mampu memberikan teror bagi pertahanan Portugal di sisi kanan. Kebanyakan gol dari yang berhasil masuk ke gawang Rui Patricio dari sisi kanan. Kelemahan pertahanan Portugal itu dapat dimaksimalkan oleh skuad dari Joachim Low.

Jerman sempat terancam dengan kekalahannya melawan Perancis, namun setelah menang melawan Portugal rasanya jalan menjadi lebih mudah apalagi yang dihadapinya adalah Hongaria. Secara hitung- hitungan Jerman lebih diunggulkan daripada Hongaria. Dalam logika saja Portugal yang mengalahkan Hongaria bisa menang apalagi Jerman yang mampu mempecundangi Portugal.

Tapi kadang hitung- hitungan matematis sering meleset, sebab permainan sepak bola kadang susah diprediksi. Jadi sering muncul hoki, sering muncul kejutan yang tidak bisa diperkirakan oleh hitungan pengamat dan pandemen bola.

Dalam pertandingan semalam Ronaldo masih bisa menyumbangkan satu gol dan satu assist. Jadi kalau diutak atikgatukkan bahwa kekalahan Ronaldo karena karma rasanya aneh, tapi untuk bumbu judul ya boleh - boleh saja karena penulis ingin ada judul sensasi yang bisa menarik pembaca untuk mengikuti dan membaca opininya.

Setiap penulis, pengamat, atau pemerhati bisa saja sih mengait- ngaitkan peristiwa satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini setiap pemain bintang kadang sering menjadi sasaran pemberitaan, faktor munculnya komentar negatif terkait kekalahan. Kalau menang dipuji setinggi langit kalau kalah banyak peristiwa yang bisa dikaitbincangkan untuk bumbu supaya ajang seperti EURO 2020 tetap menjadi magnet berita dan viral.

Ronaldo meskipun kalah, telah mencatat rekor sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa di gelaran Euro. Dia juga semakin mendekati rekor pencetak rekor terbanyak dalam gelaran pertandingan internasional yang masih dipegang oleh Ali Daei dari Iran. Ia hanya membutuhkan dua gol lagi untuk menyamai dan perlu tiga gol untuk melampaui prestasi pemain bola dari Iran tersebut. Di pertandingan melawan Jerman Ronaldo juga tercatat pertama kali bisa membobol pertahanan Jerman yang sudah ia lakukan dipertandingan sebelumnya saat melawan Jerman.

Jadi kalau Portugal kalah, ya bukan semata- mata karena karma Ronaldo tetapi karena skuad Jerman memang jauh lebih bagus dari Portugal.  Di grup yang bisa disebut grup neraka. Ada Hongaria, Perancis, Jerman dan Portugal. Perancis dan Jerman mempunyai tradisi juara, sedangkan Portugal pada 2016 sebetulnya bukan negara yang difavoritkan juara namun ternyata Portugal bisa membuktikan bahwa mereka layak menjadi juara Euro 2016 dengan melewati banyak negara yang punya tradisi juara lebih besar.

Siapapun yang maju di babak selanjutnya adalah tim yang memang siap untuk bersaing menuju final. Banyak pengamat menjagokan Jerman dan Perancis, namun karena bola itu bulat siapa tahu Hongaria maupun Portugal bisa mempecundangi Perancis dan Jerman. Siapa tahu. Jadi kalau ada yang mengaitkan faktor karma, atau faktor lain yang berhubungan di luar pertandingan anggap saja sebagai bumbu cerita, setiap penulis punya versi tersendiri agar artikelnya menarik dan mendapat viewer yang banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun