Â
Menghitung hari dalam pengharapan
menyigi dendam yang tak terkata
dan kemelaratan
telah memojokkan hidup
dalam tubir paling dalam
Mereka tersenyum, mendesis penuh kemenangan
berharap luka para papa semakin menganga
dengan mempermainkan nasib dan pengharapan
yang tak kunjung datang
Terlepas desisan mirip ular dari janji - janji yang hanya manis di bibir
tega kalian mempermainkan jiwa
berharap dan cemas dalam ketermenungguan
sementara api dendam kami
terus terkipasi menyala - nyala
 Sampai kapan dekapanmu memiting kami rakyat jelata
setingkah apa kuasamu ketika kau yang tengah membubung
menikmati tikaman tikaman senyap pada tubuh kami yang lemah
menikmati detak - detak jantung kami yang kencang berlari
berharap berakhir segala ketermenungguan
sementara kalian terus menunda - menunda dan menunda.
Kami telah mencapai titik puncak kemarahan
sementara kalian berleha dalam kekuasaan
karena merasa di atas angin.
Semoga Tuhan Mengasihimu.
Jakarta, 10 Februari 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!