Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Karena Menulis Itu Harus Bikin Sensasi

4 Februari 2021   08:25 Diperbarui: 4 Februari 2021   08:28 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benarkah menulis perlu sensasi? Lalu manuver apa sih sehingga penulis bisa berkhayal, mencari ide baru untuk menarik pembaca berselancar di lapak tulisannya. Kalau hanya menulis biasa membuat judul biasa mana mau pembaca melirik, apalagi membacanya. Maka sensasi itu salah satu senjata agar bisa menggenjot minat pembaca untuk berbalik arah dan penasaran dengan tulisan dengan judul aneh.

Kalau hidup hanya dijalani biasa - biasa saja mana pernah menemukan masalah yang membuat seseorang harus memaksimalkan kemampuannya. Kalau tidak dikejar anjing galak dan akhirnya bisa melompati parit yang lebar, padahal kalau dipikir normal mana berani melompati parit lebar itu,ternyata bisa. Kadang manusia perlu dihadapkan pada kasus besar agar ia bisa memaksimalkan kemampuannya. Demikian dengan menulis. Bukan hanya sekedar menulis dengan topik biasa saja, sesekali coba dengan membuat judul dengan daya kejut yang maksimal.

Menulis itu perlu sensasi, Menilik dari kamus KBBI sensasi adalah yang membuat orang terharu; yang merangsang emosi.Menulis   perlu sesekali punya daya pikat  bukan hanya sesekali, kalau perlu setiap menulis harus ada hal besar yang bisa memberi simpulan pada pembacanya bahwa oh artikel ini anu, benar benar besar anunya, maksudnya besar manfaatnya ( gak boleh berpikiran jorok ya ).

Apakah sensasi itu konotasinya negatif. Karena konotasinya sih seperti mengarah pada perilaku selebritis, yang suka nyeleneh, cari trik agar diperhatikan, bikin hal - hal heboh sehingga yang semula namanya tenggelam kembali muncul karena berita sensasional tadi.

salah satu artis yang beritanya sering menjadi sensasi Nikita Mirzani (newsmaker.tribunnews.com)
salah satu artis yang beritanya sering menjadi sensasi Nikita Mirzani (newsmaker.tribunnews.com)
Tidak selamanya sensasi itu berkecenderungan negatif. Yang positif banyak tapi tidak banyak dilirik. Contohnya ya menulis itu. Daeng Khrisna mengajari dengan membuat narasi, artikel, diary yang memikat. 

Kita dibuat terbuai dengan ilustrasi -- ilustasi bahasa serta petunjuk berbahasa yang tidak biasa dilakukan oleh guru bahasa Indonesia pada umumnya. Ia bisa melompat, menggiring kata dalam metafora yang bagi saya tidak terpikirkan. 

Aneh tapi bagus, maka meskipun ia jarang bertandang ke ranah artikel populer seperti politik dan artikel gosip tapi ia selalu mendulang komentar, penilaian dan tentu saja pembaca loyal yang siap sedia membaca tulisannya.

Bulan-bulan ini yang senang dengan pengajaran bahasa Indonesia populer,yang asyik pasti selalu menunggu apa sih yang ditulis Daeng. Demikian dengan narasi kritik lucu dan menghibur dan Prof Felix Tani, yang bisa mengemas aneka data yang sebetulnya memusingkan menjadi ringan. 

Saya selalu merasa terhibur jika Prof Felix selalu berseloroh dengan tulisannya yang memang benar petani tulen yang piawai menanam kata dan membuat Kompasiana menjadi meriah. Padahal ia pernah berkata bahwa ia akan menepi sejenak setelah tulisannya yang keseribu. Tapi memang sayang kalau tidak menulis sih.

Yang sensasional itu yang ditunggu. Mereka adalah penulis sensasi, gaya tik tokan mereka mengingatkan saya saat awal - awal Kompasiana. Di laman komentar, selalu ramai dengan adu argumen yang bikin gigit jari. 

Mengapa, sayangnya karena otak dan daya pikir terbatas maka hanya bisa tersenyum saat mereka berdebat, sebab bingung sih kok nggak selesai -- selesai. Ternyata setelah perang kata - kata. 

Diakhir cerita mereka tampak akrab dan berbincang santai. Padahal saya sudah dagdigdug bila ada yang melempar gelas, membanting sendok. Aduh ternyata setelah berdebat mereka berangkulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun