Â
Sebagai guru dan  orang tua mengingatkan, besok sudah harus siap untuk  kembali belajar lagi. Masih ingat ketika tahun lalu sekitar pertengahan Maret guru diberi pengumuman untuk mengajar siswa dari rumah. Anak - anak libur karena virus corona mulai menyebar dan beberapa orang tua dan sanak saudara mereka ada yang tertular, ada beberapa teman di yayasan yang menjadi korban dari virus yang berasal dari Wuhan China.
Awal mulanya guru bingung bagaimana model pembelajaran dari rumah, bagaimana mengajar dengan alat yang terbatas dan  internet yang  masih memakai kuota lewat HP menggunakan hotspot atau Wifi yang dihubungkan dengan laptop. Pembelajaran jarak jauh  pertama kali  menggunakan google classroom. Dengan terbata- bata kami ( guru ) merasa amat gugup dan grogi. Awal mulanya bingung bagaimana mengenal fitur- fitur yang ada di google classroom, panik saat tiba -- tiba jaringan internet hilang dan bingung juga menggunakan aplikasi yang bisa menampilkan gambar atau membuat contoh gambar. Ya penugasan awal  dengan komunikasi seadanya menggunakan WA Grup atau melalui SMS ( eh, masih ada?).
Lama - lama seiring dengan berjalannya waktu, sebagai guru mulai terbiasa mengoperasikan tool dan aplikasi dalam laptop, membeli perangkat pendukung seperti drawing pad untuk membuat contoh gambar dengan cara share screen. Jadi ingat  peribasa Alah bisa karena biasa,  lama - lama sebagai guru mulai enjoy berdialog dan bertatap muka dengan siswa lewat PJJ. Dengan Power Point, tool semacam paint, atau photoshop, corel draw dan berbagai aplikasi lain semacam canva, kami para guru bisa memperbaiki cara mengajar dan berinovasi agar siswa tidak bosan dengan cara kami mengajar.
Kini PJJ sudah memasuki tahun 2021 berbagai tantangan pembelajaran mulai bisa diatasi satu persatu dan memang begitulah guru harus ditekan dan dipaksa keadaan untuk berubah. ( menjadi lebih baik tentunya). Boleh dikata perubahan cukup radikal dan itu membuat guru mau tidak mau harus terus belajar dan belajar, bukan hanya guru orang tuapun perlu mengetahui betapa repotnya mengajar itu. Mereka menjadi tahu bagaimana mengenal dan mengendalikan anak didik satu kelas. Dari rumah mereka orang tua bisa melihat bagaimana guru mengajar, bagaimana interaksi antara guru dan anak didik.
Orang tua melihat betapa susahnya mengajar siswa. Ada orang tua yang emosi, tidak sabar mendampingi anaknya, apalagi anak - anak kecil yang seharusnya masih dalam proses bermain dan mengenal lingkungan. Mengajar anak kecil itu ternyata tidak mudah, butuh kesabaran, butuh ketenangan, dan kalau bisa selalu tersenyum meskipun kadang emosi meluap -- luap.
Guru harus bisa menjaga sikap menghadapi siswa yang berulah. Tidak mudah karena harus mampu menahan agar tidak ada unsur kekerasan baik phisik maupun psikis. Semakin lama PJJ emosi orang tua kadang semakin tinggi itu membuat banyak orang tua akhirnya masa bodo dan menggantungkan sepenuhnya pada guru yang mengajar dari balik layar gawai atau laptop.
Sekarang liburan sudah berakhir saatnya orang tua mengingatkan pada anaknya untuk kembali belajar. Model pembelajaran baru mau tidak mau harus diikuti. Pola pembelajaran Jarak Jauh masih terus berlangsung, entah sampai kapan. Â Yang perlu didorong dalam pembelajaran adalah bagaimana menumbuhkan semangat belajar dengan jujur, aktif belajar dan membaca literatur, mendengarkan guru ketika berbicara, tidak hanya pasif dalam belajar tetapi terus mengembangkan inovasi agar para siswa tetap bisa mengikuti pelajaran dan nantinya ketika belajar normal tidak gagap dan ketinggalan pengetahuan.
Seperti yang dikatakan oleh pakar perubahan yaitu Rhenald Kasali. Ph.D.Setiap manusia harus mampu mengembangkan Eksploratif Mindset. Di saat perubahan begitu cepat manusia lebih sering berkecenderungan untuk melakukan tindakan eksploitatif. Padahal pada saat manusia hanya melakukan pengulangan - pengulangan dan cenderung membosankan harus ada tindakan eksploratif, dibutuhkan orang orang dengan kreativitas tinggi agar muncul teknologi baru yang lebih bisa mengembangkan ekosistem yang mampu menjembatani setiap kegiatan manusia untuk kembali masuk dalam yang saling berhubungan satu sama lain.
Dalam proses pembelajaran para siswa bukan hanya menjadi pendengar, tapi juga bisa diarahkan untuk menjadi penggagas, sedangkan guru harus mampu memfasilitasi siswa agar pengetahuan dan kecerdasannya berkembang.
Perubahan di era digital mau tidak mau harus dihadapi dan dunia pendidikan harus mampu memberi jembatan bagi para siswanya untuk menjadi inovator dan orang - orang kreatif yang nanti bersaing di era global. Kata Renald butuh jutaan digital talent.