Masalah kesunyian dan merasa dipucuk kesuksesan itu adalah sebuah kehidupan. Selalu saja manusia akan merasa tengah dicintai dan merasa disayang, namun disaat lain bisa saja merasa terbuang dan disingkirkan. Dalam duniapun dikenal hitam dan putih, ada anomali, ada ketertindasan ada keberuntungan. Tidak mungkin manusia beruntung terus atau terpuruk terus, akan selalu ada cerita ketika manusia merasa bahagia, suka cita karena harapannya yang lama ia perjuangkan bisa diraih.
 Bagi seorang penulis tidak ada yang lebih bahagia ketika tulisannya dibaca, diberi apresiasi tinggi atau zaman kejayaaan media kertas, tulisan penulis masuk koran, majalah, dicetak ribuan bahkan jutaan eksemplar.Yang sedih adalah ketika sudah mengirimkan puluhan tulisan tetap saja belum bisa terbit atau dipublikasikan di media masa. Tapi penulis yang konsisten yang pantang menyerah suatu saat ia akan sampai pada takdirnya di mana tulisannya terbaca dan dirinya mulai dikenal karena tulisan - tulisannya yang tersebar di majalah, koran, buku dsb.
Mari nikmati saja kesunyian sebagai sarana kontemplasi, dan mengendapkan berbagai pikiran yang bersimpangan. Rasa sunyi bisa membuat tulisan menjadi  padat makna dan saat tiba datang kebahagiaan dan luapan kegembiraan tidaklah menjadi sombong karena kehidupan itu turun dan naik ya seperti roller coaster itu.
Nikmati saat sepi dengan rasa syukur dan menyesap kegembiraan tanpa merasa mabuk pujian dan mabuk suasana yang membuat manusia menjadi tinggi hati, di atas angin dan lupa diri. Salam damai selalu, Selamat Tahun Baru. Tetap semangat, tetap konsisten menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H