Manusia selalu tidak puas, kalau mempunyai uang selalu ingin menunjukkan diri bahwa ia mampu mengadakan acara meriah dengan pesta besar yang sebetulnya tidak seberapa dibandingkan penghasilan tiap tahunnya yang fantastis.
Di momen menjelang nanti besok saya mencoba melongok diri sendiri. Seperti halnya banyak suku di Indonesia selalu ada ajang pesta untuk ritual keagamaan. Menjadi wajib karena manusia merasa harus mengabadikan momen setahun sekali itu.Â
Tidak apa - apa berbagi kegembiraan toh mereka bisa kembali lagi bekerja keras, mencari rejeki dan terus bekerja agar terkumpul uang untuk pesta di tahun berikutnya dengan lebih meriah lagi. Hampir semua manusia ingin mendapat pengakuan, Perlu berpesta karena itu hak masing -- masing manusia, kalau mampu mengapa harus dilarang. Kalu cukup uang apa salahnya menyisihkan waktu untuk berpesta meriah.
Kadang yang sederhana bagi orang lain tampak berbeda dengan kesederhanaan menurut kita. Kalau menurut saya pesta itu terasa mahal dan mewah, berbeda dengan orang kaya yang berlimpah harta, mereka perlu membuang sial dengan mengadakan pesta, berharap ada momentum bersejarah yang bisa dikenang selama masih hidup. Ada beberapa suku menganggap ritual, pesta keagamaan atau pesta budaya itu wajib hukumnya. Sudut pandang kesederhanaan bisa sangat dimaknai berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Semoga Natal tahun ini bisa menjadi sebuah tanda bahwa manusia kembali merunduk dan tidak sombong mendongak, lebih baik berbagi daripada pesta sendiri yang kesannya hanya buang - buang uang. Selamat Natal 2020 Semoga damai Natal bersama saudara sebangsa dan setanah air. Semoga Natal tidak diwarnai dengan ancaman dan sikap intoleran yang mencoreng nama Indonesia yang biasanya selalu ramai dengan komentar - komentar bertendensi radikal. Damai di bumi damai di hati.Salam damai selalu.