Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menulis Menjadikan Diri Sendiri Bagian dari Sejarah

19 Desember 2020   09:09 Diperbarui: 19 Desember 2020   09:11 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pinterest/Serranotoya

Meskipun boleh dikatakan aku masih terus belajar dan belajar bagaimana menulis yang baik. Dulu ketika awal menulis betapa susahnya menyusun kata - kata menjadi satu kalimat, rasanya frustasi benar membariskan kalimat demi kalimat untuk menjadi satu artikel. Kini aku mungkin boleh ngomong sedikit sombong bahwa sekali duduk aku bisa menyusun seribu kata. Dan itu mengalir begitu saja.

Tapi untuk sampai tahapan menulis secara spontan butuh waktu bertahun - tahun bahkan puluhan tahun. Itupun tiap orang talentanya berbeda -- beda. Ada orang yang punya bakat luar biasa, mereka akan melalui tahap proses menulis dengan cepat, menghasilkan tulisan yang berkualitas dan sangat produktif menghasilkan karya. Aku sendiri perlu berjuang puluhan tahun untuk sampai sekarang ini. Dan boleh dikatakan dengan jujur, tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan penulis lainnya.

Tapi yang perlu aku yakinkan pada diriku sendiri adalah kamu telah berhasil melewati perjalanan menulismu. Kamu berhasil merayakan konsistensimu menulis. Apalagi sekarang ada media yang bisa menyalurkan hobimu menulis, meskipun belum bisa sepenuhnya hidup dari menulis, kamu sudah membuktikan menjadi bagian dari sejarah.

Para penulis jempolan sukses bukan dengan langsung meroket, mereka meniti perjalanan dengan banyak rintangan. Kesulitan, kegagalan, frustasi. Mereka bisa melaluinya dan akhirnya sukses tercatat sebagai penulis handal dan berprestasi. 

Ernest Hemingway, Anton Chekov, Agatha Christie, Enid Blyton,William Shakespeare, Karl Friedrich  May, Rabindranath Tagore, Paulho Cuelho, J K Rowling, Umberto Eco, Pramoedya Ananta Toer, Iwan Simatupang, Umar Khayam, Seno Gumira Ajidarma, Kuntowijoyo, Romo Mangunwijaya, Arswendo Atmowiloto, tidak bisa menyulap diri sendiri langsung sukses. Perlu perjuangan untuk sampai pada titik kesuksesan. Terkadang ada yang sepanjang hayatnya harus melaluinya dengan penderitaan dan ada yang malah mengakhiri kisah kehidupannya dengan bunuh diri.

Kesuksesan bukanlah instan perlu ujian demi ujian kehidupan. Terkadang mungkin setelah mati baru terlihat kehebatan dari tulisan - tulisannya. Hampir mirip dengan lukisan. Semasa hidupnya Vincent van Gogh hidup penuh ketidakpastian, lukisannya jarang laku dan orang belum mengerti apa arti lukisannya, sejarah baru mencatat sekitar 100 tahun kemudian bahwa karya - karya van Gogh itu karya yang mendahului zamannya. Setelah itu dia masuk dalam legenda sebagai pelukis ternama sepanjang masa.

Dengan menulis, setiap orang bisa menyatakan bahwa ia tengah masuk dalam radar sejarah. Mencatatkan diri sebagai pemikir dan pemberi goresan yang akan diingat sepanjang masa oleh manusia masa depan. Jadi tidak perlu takut bahwa tulisan yang sudah dipublikasikan tidak dibaca orang. Jadilah diri sendiri untuk bisa meniti sejarah. Semakin mampu meyakinkan diri sendiri dan selalu belajar dan konsisten menulis maka akan semakin banyak diingat oleh para pembacanya. Salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun