Hidup di desa dulu  sering hanya  mengenal berita dunia lewat radio transistor. Begitu tahu berita di TV yang hanya dipunyai segelintir orang yang diingat hanyalah yang heboh misalnya pertandingan tinju Muhammad Ali, atau pertandingan sepak bola yang melibatkan jagoan sepak bola Brasil sebagai kampiumnya atau dari Eropa yaitu Jerman dengan pemain legendarisnya Frans Beckenbeaur.
Namun yang fenomenal adalah ketika Si Tangan Tuhan Diego Maradona mengantarkan Argentina Memenangkan Piala Dunia 1986. Padahal ada peristiwa panas yang menyertainya yaitu perseteruan antara Inggris dan Argentina memperebutkan Pulau Malvinas.
Mendadak sontak muncullah demam sepak bola. Kaos garis Vertikal Biru muda dan putih dengan nomor punggung 10 laris manis di pasar. Argentina mendadak sontak terkenal seantero dunia. Saya yang tinggal di desapun merayu ibu saya untuk dibelikan kaos argentina bertuliskan Maradona no 10. Betapa fenomenalnya Maradona sampai duniapun heboh. Gocekan mautnya mampu mengharu biru dunia, gol tangan dunianya sering menjadi pembicaraan dunia.
Waktu itu saya masih remaja, belum tahu bagaimana menuliskan kekaguman saya pada Maradona. Yang bisa kami lakukan hanyalah main sepak bola di lapangan depan rumah tetangga saya yang jembar ( luas) memakai kaos Garis biru muda.
Sepertinya saya tampak terbius dengan permainan Maradona padahal secara langsung jujur saya lupa bagaimana proses golnya, lupa juga apakah saya menyaksikannya. Pada pikiran anak kecil tentu bereaksi pada tren pasar yang mendadak sontak membicarakan Argentina.
Sejak itu Maradona menjadi buah bibir. Sedangkan saya dan teman -- teman lainnya yang masih kecil yang sontak demam sepak bola. Karena TV masih langka dan hanya sering terdengar lewat radio kami jadi berimajinasi membayangkan wajah Maradona.
Di desa sawah kering, halaman rumah bisa menjadi arena sepak bola. Masalah keindahan bermain peduli nomor dua, yang penting bisa main dan gaprak -- gaprakan. Pada anak kecil sepak bola itu membuat kami lupa waktu. Kaki sakit kena tendangan itu sudah biasa dalam sehari sudah pulih dan esoknya main kembali. Setelah sekolah, yang bisa dilakukan adalah main, atau kalau tidak blusukan ke ladang, menyusur sawah, atau tiba -- tiba iseng memetik timun atau salak punya siapa tidak peduli. Itu mungkin kenakalan normal, Setelah itu bisa saja pergi ke sungai terdekat atau irigasi untuk berenang.
Merangkak malam selepas jam 7 malam mata sudah susah dibuka. Mau nonton TV juga jauh, Mendengarkan radio paling ya suara gamelan atau ketoprak. Semakin larut baru rekaman wayang kulit terdengar. Tapi di atas jam 8 malam kami biasanya sudah terlelap karena suasana desa yang sepi dan dingin pula menggigit lebih enak jika berselimut sarung nglungker lalu tidur.
Dalam tidur kaos Maradona masih dipakai sampai baunya apek. Maradona ternyata bisa mengguncang dunia meskipun tidak pernah menyaksikan langsung hanya mendengar dari radioa dan sekilas dari televisi tetangga.
Kini puluhan tahun sesudahnya Ingatan tentang Maradona selalu terlintas. Ia adalah salah satu legenda sepak bola dunia. Meskipun tindakan dan perilakunya sering kontroversial bagaimanapun dunia pernah tersihir dengan permainannya yang memukau.
Maradona lahir di Lanus, Buinos Airos 30 Oktober 1960. Memulai karier juniornya di Estrella Roja dan mengakhirinya di klub Boca Juniors 1997. Pernah main di Klub Sepak Bola Terkenal Barcelona 1982n- 1984),Napoli Italia (1984 -- 1991). Puncak prestasinya adalah menjadi kampium Piala dunia tahun 1986 dengan  menyumbang 5 gol dan 5 assist. Satu diantaranya yang menjadi pembicaraan dunia adalah gol tangan Tuhan. Gocekannya yang menawan selalu diingat dunia. Kini di usia ke 60 Dunia kaget karena kehilangan sosok legenda yang meninggal pada tanggal 25 November 2020.