Jadi jika yang merasa minoritas diam dan tidak bereaksi bukan berarti tidak peduli dengan nasib bangsa. Sayang perjuangan berat para pahlawan dan pejuang untuk merebut kemerdekaan akan hancur lebur jika ada banyak komunitas, ormas seperti tidak mau ikut aturan main sebuah negara. Tanah air  Indonesia dengan beragam pulau, beragam budaya mempunyai kekayaan luar biasa yang membuat iri negara lain. Lalu muncul orang - orang yang memaksakan diri untuk membawa pengaruh budaya luar untuk dicoba diterapkan pada sebuah negara yang hidup dan berkembang dari penghargaan dan toleransi budaya dan keyakinan.
Wajah Sejuk Pemimpin Agama
Siapakah yang berani menistakan agama karena bagi umat beragama menistakan agama berarti menistakan diri sendiri juga. Rasa asih, kasih sayang, cinta kasih adalah esensi beragama, maka miris jika dengan membela agama harus menampilkan kegarangan dan arogansi. Â Orang yang mempunyai wawasan dan pengetahuan agama yang mendalam, terlihat dari uaranya yang membuat sejuk, membuat respek dan hormat, sebaliknya jika memandang pemimpin agama dengan bahasa kasar, bahasa yang menyinggung perasaan bagaimana bisa respek dan mengacungkan jempol?
Maka sebagai warga negara lebih senang jika muncul pemimpin agama dengan wajah menyejukkan, halus bahasanya dan memberikan rasa damai untuk meyakinkan bahwa agama adalah sumber kedamaian dan kerukunan bukan pemicu perpecahan.
mirroring pepnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H