Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Warna Bendera Merah Putihku Semakin Memudar

10 Agustus 2020   13:48 Diperbarui: 10 Agustus 2020   14:08 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Merah Putih (foto oleh Joko Dwiatmoko)

Yang merah akan memudar oleh ganasnya cuaca dan berjalannya waktu, apalagi pada mereka yang tidak pernah hati -- hati untuk menetapkan secara terukur dan terencana bahwa bila tidak ingin warna merah memudar dan yang putih berubah menjadi abu -- abu. Sama mirip dengan makna merah putih sebagai perlambang bendera Indonesia. 

Sekarang semangat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa ternoda oleh orang -- orang yang mendaku sebagai pemilik jalan ke surga, mereka yang demikian ngotot untuk menyeragamkan keyakinan dalam arus besar kebinnekaan. Kadang toleransipun menjadi kata- kata yang akhirnya sering diperdebatkan dan dipertanyakan oleh sementara orang yang berkeyakinan radikal. Banyak manusia menjadi munafik padahal berbaju putih sebagai perlambang kesucian.

Agama ataupun aliran kepercayaan yang sudah lama memberikan kontribusi besar terhadap suasana tenang dan nyaman pada mereka yang berkelainan lain, diacak -- acak bahkan oleh pemerintah yang sudah terjangkit paham intoleran. Toleransi menjadi alergi utama pada mereka yang keukeuh memperjuangan satu keyakinan dalam dunia yang bergerak dalam pola terbolak balik.

Ketika Warna Merah dan Putih Memudar

Merah dan putih memudar karena perang kepentingan, perang klaim dan banyak orang merasa lebih pintar dalam menterjemahkan kebaikan "menurut versinya" Sementara semakin berkembang agama, semakin tinggi kajian dan telaah agama malah semakin menurun moralitas manusianya. 

Apa yang terjadi ketika yang tulus dan bekerja keras untuk orang lain sering dikatakan pencitraan, sementara yang pekerjaannya memaki -- maki dan mencari kejelekan orang malah dipuja -- puja.

Rasanya tiap agama akan merasa sombong jika sebagian besar masyarakatnya sama sekeimanan karena mereka benar bergabung dalam arus besar negara yang dominan dan keyakinan mayoritas. Pada akhirnya banyak agama terjebak untuk saling mengintervensi, memprovokasi agar minoritas menjadi masyarakat kecil yang dipersempit ruang geraknya agar yang merasa mayoritas tidak terusik.

Merah dan putih memudar oleh kaburnya batas kesucian. Yang dikatakan suci sering menjajah keyakinan dan menjajah orang lain yang tidak sepaham. Padahal yang tidak sepaham itu pasti mempunyai keyakinan sendiri akan "jalan keselamatan".

Bagaimana menjaga Warna Bendera Tidak Memudar ?

Oleh arus cuaca dan panasnya persaingan warna merah dan putih itu terus memudar. Ketika warna sudah kabur maka kain, bendera, keyakinan meluntur karena beberapa faktor, rapuh, kena serangan jamur dan debu -- debu yang menempel membuat kekaburan dan akhirnya sobek dan hancur oleh perjalanan waktu. Manusia semakin renta, juga bendera yang compang- camping oleh hempasan angin dan pergantian cuaca.

Yang menyelamatkan warna yang pudar dan rapuh adalah keberpihakan, perhatian dan semangat untuk memelihara dan mencintai sepenuh jiwa. Mencuci dan menempatkan di tempat nyaman dan ketika datang hujan dan badai, diturunkan untuk kemudian dikibarkan kembali saat cuaca cerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun