Menulislah karena kamu menyukainya dengan begitu kamu akan memulai dan menyelesaikannya
 (Irin Sintriana)
Sudah lama saya tidak menulis pagi - pagi. Bersama teh pagi ini saya mencoba menyerap energi pagi untuk menulis sebarisan kata. Bukan tentang tips menulis, karena saya bukan ahlinya hanya menemani anda yang kebetulan sudah bangun untuk sekedar mengumpulkan tenaga, menikmati suara ayam berkokok dan adzan subuh.
Suasana Pagi Ide Menulis deras Mengalir
Ketika suasana masih tenang, dalam sepi yang masih memagut, sambil menyeruput teh, menggelar ingatan dan memainkan jemari untuk menulis apa saja. Tentang pekerjaan, novel, artikel, puisi, cerpen, apa saja yang mendesak untuk diwujudkan dalam sebuah tulisan.
Ketika dingin masih memagut dan embun tengah menetes maka otak masih segar untuk dipacu. Kata-kata terbentang lebar setelah istirahat semalaman. Apalah ide-ide yang bergemuruh itu dengan lancar berbaris untuk dikeluarkan. Saya rasa lebih mudah mendapatkan ide menulis ketika suasana tenang masih tergenggam. Itulah selagi masih segar saya akan membagikan sharing tentang menulis.
Sudah cukup lama saya menikmati dunia tulis menulis. Amatiran saja. Saya tidak berani dan belum cukup berani memproklamirkan diri sebagai penulis murni. Untuk saat ini menulis masih sebatas hobi, bukan sebagai pekerjaan utama. Pekerjaan utama saya adalah seorang guru. Sepanjang hari saya masih harus belajar menjadi guru yang baik, sekaligus berlatih menjadi penulis yang terampil. Rasanya masih ada kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia menulis. Istilah uniknya berkelindan.
Jauh sebelum menjadi guru saya sudah menyukai dunia tulis menulis, belajar mengolah kata, lewat spontanitas dan dorongan hati untuk menulis. Apakah ada kesulitan dalam hal belajar menulis. Kesulitan utama menurut saya adalah masalah suasana hati. Ketika penulis tengah mengalami writer's Block amat susah merangkai kata walau hanya sekalimatpun. Pikiran buntu dan bingung harus mulai darimana.
Paksa Diri Menulis untuk Menemukan Iramanya
Untuk mengatasi susahnya mengeluarkan ide menulis saya harus memaksa diri. Ketika keinginan menulis mengalami hambatan maka saya akan menulis apa saja. Entah hasilnya amburadul atau kalimat-kalimat ngawur yang penting saya harus menemukan irama kembali dalam menulis. Biasanya saya menemukan semangat menulis ketika di tengah-tengah usaha untuk menikmati kembali proses menulis.