Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ancaman Corona, PSBB, dan Kedisiplinan Warga yang Susah Diatur

14 April 2020   20:12 Diperbarui: 15 April 2020   10:56 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
penerapan PSBB masih susah diterapkan di Jakarta terutama daerah padat penduduk seperti kawasan Jakarta Barat (dokumen pribadi)

Bagaimana sih sebetulnya target PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kepada masyarakat? Jika PSBB diterapkan apakah memberi dampak signifikan terhadap berkurangnya penyebaran Covid-19? 

Bagaimana dengan mereka yang tidak peduli dan menganggap biasa penyebaran Corona? Tetap santai tetap jalan-jalan, tanpa masker pula.

Sampai saat ini beberapa wilayah di Pedongkelan dan Cengkareng Timur, sudah mulai menerapkan lockdown skala kecil (terutama gang mereka yang sadar bahwa corona merupakan ancaman serius. 

Mulai banyak yang mengenakan masker, mulai banyak yang menyediakan tempat cuci tangan di swalayan dan jalan masuk gang, mulai ada yang menyemprotkan disinfektan kepada tetangga pendatang yang masuk ke gang mereka.

Bagaimanapun keramaian jalan sedikit berkurang. Tetapi ketika jalan-jalan di gang ditutup jalan utama semakin padat oleh mereka yang tidak betah di rumah. Isolasi itu penyiksaan, tanpa jalan jalan rasanya stres melanda dan bingung harus bagaimana jika di rumah saja. 

Di gang- gang kecil yang hanya mempunyai jalan tidak lebih dari 1 meter mereka malah semakin ramai. Duduk, ngobrol dan bercengkerama tanpa menggunakan masker. Kebijakan social distancing atau physical distancing semakin jauh panggang dari api.

Orang-orang berkerumun tetap banyak dan mereka yang nekat tidak menggunakan masker lebih banyak dari mereka yang menggunakan masker. Pasar pasar tetap ramai jika tidak ada satpol PP yang mencoba menerapkan kebijakan social distancing dan operasi pemakaian masker.

Ketika penyebaran Covid-19 melonjak tajam dan orang-orang mulai stres akibat kehilangan pekerjaan, ojol tidak bisa lagi menarik penumpang, perusahaan-perusahaan mulai berhitung untuk menerapkan potongan gaji kepada karyawan dan buruhnya. Beberapa swalayan ternama melakukan PHK massal karena target market tidak terpenuhi.

Semakin masyarakat abai untuk mengindahkan imbauan pemerintah baik daerah maupun pusat, maka semakin lama penderitaan berlangsung. Kalau ada orang-orang marah dengan keadaan, tidak terima oleh wabah yang tidak segera berlalu sudahkah masyarakat bertanya pada diri sendiri? Sudahkah aku mengindahkan peraturan sehingga badai segera berlalu?

Banyak masyarakat emosional karena menganggap pemerintah tidak memperhatikan keadaan mereka saat wabah berlangsung. Menyalahkan orang lain dan pemerintah memang lebih mudah. 

Mereka tidak menyadari bahwa yang membuat lama wabah terjangkit karena manusia, masyarakat, warga sering meremehkan hal-hal penting. Sudah ada imbauan untuk menggunakan masker, tetap saja bandel, menganggap bahwa dirinya kebal terhadap virus, tetap pergi meskipun keadaan genting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun