Pernah patah hati, kesal, dongkol, marah besar? Kalau pernah berarti pernah juga merasakan bagaimana seperti orang gila. Manusia dalam perjalanan kehidupan selalu merasakan ujian demi ujian yang tidak terduga. Kebahagiaan yang tengah dirasakan kadang tiba- tiba berubah drastis. Menjadi sedih karena tiba- tiba saja kekasih memilih putus dan mendapatkan yang lain. Dunia serasa runtuh, bumi berputar- putar dan otak seperti mampat.
Gejala- Gejala Kejiwaan yang Bisa Dipelajari
Sepertinya manusia tidak akan pernah bisa menebak nasibnya. Seseorang yang sejak kecil selalu sengsara dan tidak pernah beruntung bisa saja seperti roler coaster menerima keberuntungan yang tidak disangka- sangka. Manusia siapapun tidak akan pernah bebas dari masalah.
Mau orang kaya, orang miskin, presiden, mentri, selebriti, pelawak. Semua mempunyai masalah pribadi. Kadar masalahnya bisa membuat seseorang tambah bijaksana dan kuat menghadapi berbagai cobaan. Tetapi jika masalahnya amat berat  ada semacam gangguan kejiwaan ringan hingga berat.
Gangguan ringan bisa diselesaikan dengan berbagai cara termasuk dengan menumpahkan perasaan dengan menulis atau hangout dengan berwisata dan bersenang- senang melupakan persoalan. Kalau gangguan cukup berat ya konsultasi ke Psikolog kalau sudah tingkat akut sampai depresi sampai mempengaruhi syaraf ya pergi ke Psikiater.
Bagaimana sih rasanya dunia orang  gila Itu? Hahaha kadang- kadang manusia aneh sudah diberi anugerah tubuh sehat malah pengin merasakan menjadi orang gila. Menurut beberapa referensi yang pernah penulis baca ada beberapa macam orang yang potensial  menderita gangguan mental (sebut saja gila: itu istilah kasarnya).
Istilah Psikologi untuk orang dengan berbagai kemungkinan menderita gangguan jiwa adalah melihat personalitinya.Â
Hipokondriasis adalah personaliti dimana seseorang terus menerus mengeluh akan kesehatannya yang buruk. Boleh dikatakan ambang sakitnya yang rendah. Dia sangat cemas dan terlalu terpukau dengan gejala- gejala  yang ada pada tubuhnya. Kecemasan akan kesehatannya dominan mempengaruhi hidupnya.
Depresi adalah personaliti dengan sikap pesimis terhadap masa depan, perasaan tak berpengharapan, merasa berdosa dan putus asa. Berpikir dan bertindak menjadi melambat, kadang malahan menajdi agresi dan marah- marah. Dalam keadaan tertentu sering ada keinginan untuk bunuh diri. Pada orang dengan potensi depresi tinggi indikatornya adalah seseorang terlalu pesimistis, tak puas dengan keadaan , individualistik dan terlalu sensitif. Apakah anda sampai pada indikator seperti ini. Jika ya segera konsultasi dengan psikolog.
Histeris adalah orang-orang yang mempergunakan gejala- gejala fisik untuk menyelesaikan konflik- konflik yang sulit. Personaliti histeris biasanya bukan terlihat lewat gejala psikis tetapi lebih ke fisik dengan sering tiba- tiba kejang- kejang, pingsan dan gejala lainnya. Jika anda mengalami kondisi semacam itu pada resiko penderita yang cukup parah biasanya indikasinya adalah ada semacam perasaan anda mengalami gangguan fisik. Tidak sadar bahwa gangguan fisik tersebut adalah  karena konsflik psikik tersebut.
Neurosis kombinasi yang buruk dari berbagai trait misalnya orang yang sering  merasa bersalah, inferior terlalu banyak kuatir atau takut, orang yang kaku, ingin terlalu sempurna, tidak efisen, tidak bahagia, insomnia, produktivitas yang rendah. Di kehidupan sekitar menurut penelitian dua dari antara 10 orang  mempunyai personality seperti ini baik tingkat sedang maupun berat.