Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Semangat Memudar Setelah Melihat Timnas Garuda Bermain?

11 September 2019   12:32 Diperbarui: 11 September 2019   12:52 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: bola.com

Aneh sebetulnya melihat talenta-talenta sepak bola Indonesia yang bertebaran. Banyak mutiara dan pemain berbakat tetapi tidak mempunyai kesatuan organisasi permainan yang membuat bangsa Indonesia patut berbangga memiliki pemain yang dipilih tentu berdasarkan skill individu dan hasil pilihan pelatih.

Menghadapi UEA nanti  semangat itu semakin pupus sebab rasanya semua orang tahu bahwa sepak bola UEA katakanlah sudah pada level dunia. Kita hanya berharap pada keajaiban, berharap ada perubahan besar di skuad Garuda agar muncul semangat pantang menyerah seperti yang ditunjukkan Timnas Usia muda (U 16 dan U 18)

Ya ini harapan masyarakat, ingin menyaksikan sepak bola maju, ingin menyaksikan olah raga berkembang baik, bukan hanya perdebatan receh di dunia politik, yang masih selalu mencampuradukkan antara agama dan politik. Ingin menyaksikan suara-suara damai dari para suporter yang menjunjung sportifitas. Bukan untuk gagah-gagahan sehingga melupakan etika dan mengotori tangan dengan melakukan vandalisme dan perusakan fasilitas publik.

Introspeksi demi Kemajuan Sepak Bola Indonesia
Kalau ingin dihargai di dunia sepak bola tentu harus mau introspeksi diri. Bukan hanya pandai berkhotbah dan menganggap yang lain jelek dan dirinya sendiri yang paling baik. dari sepak bola kualitas sumber daya nasional sebetulnya bisa diukur. Jika Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia tentu menjadi catatan manis dari iklim olah raga paling banyak penontonnya tersebut. Sepak bola yang maju menjadi ukuran kemajuan sebuah negara dalam dunia olah raga.

Jika menyaksikan permainan tadi malam, betul kata beberapa pengamat. Lupakan Piala Dunia. Benahi dulu organisasi, karakter, sistem sepak bola tanah air yang masih sering dikungkung oleh kepentingan politik dan permainan politik. Sampai saat ini polemic sepak bola masih bergulir. PSSI masihlah diisi orang-orang dengan ambisi besar mengeruk keuntungan dari penyelenggaraan liga dan gurihnya iklan dan sponsorshipnya yang membuat kantong pengurus  PSSI menggelembung.

Apakah pembaca masih antusias melihat kelanjutan Pra Piala Dunia. Marilah berdoa agar Timnas segera bangkit dan mengejar ketinggalan dari Timnas lain. Saat ini Indonesia masih terseok- seok diposisi buncit. Untuk bisa menganyam harapan mau tidak mau Indonesia harus bisa menang melawan UEA (Uni Emirat Arab, Malaysia dan Thailand kembali. Bisa? Hanya keajaiban yang mampu mengubah pesimisme menjadi harapan. Hola. Salam olah raga. Salam Damai Selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun