Bagi warga Jakarta siapa yang tidak kenal Ahok. Pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu adalah fenomenal. Ia sefenomenal Joko Widodo Presiden sekarang. Kelugasannya saat bicara, tanpa basa- basi. Pekerja keras dan responsif. Meskipun akhirnya dengan ia dipenjara karena kasus penistaan agama, orang -- orang tidak mudah melupakannya begitu saja. Teramat banyak jejak kebaikan yang bisa dikenang. Meskipun relatif tidak lama, banyak orang merasakan dampak dari ketegasannya. Ada yang kecewa dan dendam tetapi tidak sedikit yang menyimpan kekaguman oleh kebaikannya selama memimpin Jakarta.
Tidak Ada Orang Sempurna tapi Ahok memang Istimewa
Banyak kekurangan dalam diri Ahok tetapi karena sengaja dicari- cari. Ia adalah pemikir, eksekutor dan birokrat lain daripada yang lain. Ia bisa sangat galak pada kesalahan- kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan, tetapi iapun bisa sangat terharu pada orang- orang tertimpa kemalangan tidak seberuntung orang- orang lainnya.
Dalam diri Ahok mengalir pribadi yang keras tapi jiwa sosialnya jelas menonjol. Meskipun beda agama ia dengan ringan menyediakan anggaran untuk mengumrohkan Marbot atau membawa pedagang kerak telur melancong ke Maroko. Meskipun ia sudah tidak menjadi gubernur bukan berarti popularitasnya pudar. Semasa masih menjabat, kantornya terbuka untuk rakyat, ia membuka lebar- lebar telinganya untuk keluhan- keluhan masyarakat.
Mungkin para ASN yang kebetulan bekerja untuknya waktu itu kerepotan, kewalahan dengan tuntutan kerja dan detailnya dalam bekerja. Bahkan mereka harus siap lembur demi tercapainya target kerja yang diprioritasnya semasa Ahok memimpin. Mungkin banyak yang merasa lelah dengan segala omelan temperamennya yang kadang meledak- ledak. Tetapi jika mereka bekerja benar Ahok tidak sungkan untuk memuji bahkan memberi bonus.
Semasa menjadi gubernur. Jalan- jalan bersih. Jarang muncul tawuran, jarang muncul preman dengan seenaknya mencatut parkir di sembarang tempat. Ahok sangat memperhatikan keteraturan dan pola kerja sehingga muncul ide seperti SMART City yang bisa dilihat di balai kota saat BTP masih menjabat sebagai gubernur.
Ahok bisa harmonis dan mampu menterjemahkan apa yang dimaui kepala negara. Jakarta menjadi lebih SMART dan ada harapan bahwa Jakarta bisa sebagus Singapura suatu saat. Ahok sudah meletakkan pondasi bagaimana seorang pemimpin membangun dan simpati terhadap rakyatnya. Jika ada yang membencinya karena semata oleh pandangan sempit tentang relasi antar agama dan terpengaruh oleh isu- isu yang sengaja dihembuskan dari luar.
Ahok memang tidak sempurna sebab ia masih manusia, tetapi sebagai pemimpin ia sudah memenuhi kriteria sebagai pemimpin visioner yang tidak mau didikte oleh pengusaha hitam yang mau menggampangkan cara untuk sekedar keuntungan bisnis semata. Orang masih berharap Ahok bisa berkontribusi untuk kemajuan Jakarta atau Indonesia yang lebih luas. Ketika banyak kepala daerah dengan pongah memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri. Ahok tampil lugas untuk memotong birokrasi yang membikin gemuk pejabat dan menyalahgunakan jabatan untuk menggemukkan diri sendiri.
Rindu Sosok Pejabat seperti Ahok
Terus terang penulis kagum pada pribadi Ahok, lepas dari masalah pribadi yang tentu setiap orang pernah mengalaminya. Ada kerinduan bahwa seorang pemimpin memang benar pelayan masyarakat yang tidak lelah- lelah mendengarkan keluhan. Sekarang  tipe pemimpinya jelas berbeda. Anies berbeda karakter dengan Ahok. Siapapun yang memimpin Jakarta penulis berharap bahwa mereka adalah pemimpin visioner yang mampu merangkul semua penduduk, tidak memprioritaskan etnis tertentu atau terlalu menonjolkan identitas. Sebab Jakarta itu kompleks multi etnis dengan masalah pelik. Butuh pemimpin yang bukan hanya mendengar tetapi tegaan juga dalam memutus kelemahan birokrasi yang mirip sel kanker. Ganas dan mematikan.
Saya dulu pernah optimis suatu saat Jakarta akan seperti Singapura dengan Ahok sebagai pemimpinnya. Teringat dengan Lee Kwan Yeuw yang bisa mengubah Singapura menjadi negara termaju dan termasuk paling disiplin masalah peraturan. Â Mimpi itu kian pudar dan sekarang hanya berharap dengan pelan gubernur sekarang bisa mengadobsi pekerjaan baik Ahok. Silahkan dengan gaya sendiri tetapi kalau mampu meninggalkan jejak kebaikan yang akan selalu dikenang masyarakat. Meskipun Ahok pernah dipenjarakan siapakah yang menyangsikan kinerjanya yang total untuk Jakarta. Jujur saja tidak usah munafik. Jakarta rindu padamu Ahok.