Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Belajarlah pada Permainan Sepak Bola, Pak Prabowo

15 Mei 2019   16:29 Diperbarui: 15 Mei 2019   16:50 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Tribunnews.com

Lawan anda Jokowi sebetulnya tidaklah lawan sepadan jika melihat rekam jejak anda, tetapi mengapa ia menang melawan anda di tahun 2014. Apa tipsnya, apa kuncinya. Padahal gempuran isu terus membobardir sosok ceking yang kurang mempunyai perawakan sebagai pemimpin bangsa(dari penerawangan fisik, yang terlihat di mata).

Tapi rakyat mempunyai kriteria lain. Jokowi itu fenomena dan dalam falsafah Jawa ia mendapat wahyu keraton, alam merestuinya dan akhirnya bisa duduk di kursi presiden. Lepas dari janji- janji yang belum banyak terpenuhi paling tidak Jokowi sudah bekerja keras meletakkan tonggak membangun infrastruktur. Tidak semua puas dengan kinerjanya, nyatanya Sumatra Jokowi kalah. Di Jawa Jokowi kalah di Jawa Barat dan Banten. Sebagai manusia ia tetaplah bukan manusia sempurna, selalu ada celah kelemahan yang bisa digoreng dan dijadikan sasaran tembak kritik. Manusia memang mempunyai target, tetapi tidak semua target tercapai karena akan banyak kejadian yang tak terduga- duga datang menghampiri.

Belajarlah Pak Prabowo untuk legowo menerima kekalahan jika KPU sudah memutuskan lawan anda menang. Anda tidak perlu resah anda masih bisa memenangkan sebagian rakyat dengan bersifat legowo. Sebuah permainan tentu akan berakhir. Kalah menang itu sebuah realita. Sportif seperti permainan sepak bola. Jika ketika kalah anda berangkulan tidak menuding ada kecurangan maka anda tetap akan menang di hati pemilih anda dan rakyat. Anda adalah pahlawan yang mampu menunjukkan nilai- nilai sportifitas seperti halnya permainan sepak bola terkhusus sepak bola yang penuh drama.

Mari sikapi sebuah permainan itu seperti sepak bola. Jika draw tentu permainan akan ditentukan dengan adu pinalti dan dalam pinalti itu kadang keahlian nomor dua yang nomor satu itu adalah keberuntungan.  Anda akan dianggap jempolan jika melakukan taktik sportif. Bisa jadi anda malah dihadiahi man of the Match karena telah bermain cantik. Jika sedari awal gerudak geruduk selalu menarasikan kecurangan bukankah kecurangan itu hadir pada kedua belah pihak.Sekali sekali tim anda diajak introspeksi mengapa tidak bisa mempraktikkan skema permainan yang sudah dirancang. Bisa jadi kesalahan bukan pada lawan anda tetapi pada tim anda yang tidak melaksanakan taktik secara disiplin.

Sepak bola itu hanya sebuah permainan, tetapi tahukah anda ada filosofi yang bisa dipetik dari permainan sepak bola, salah satunya adalah sportivitas. Tuhan hanya akan membela tim yang gigih dan pantang menyerah. Bukan membela kemalasan hanya mengharap doa tetapi  lupa untuk kerja keras.

Salam Sportif. Salam Damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun