Saya pernah mengalami menjadi guru honorer selama hampir 5 tahun. Tetapi tentu beda nasib dengan mereka yang yang honorer di pelosok desa,swasta kota atau honorer di sekolah negeri dengan gaji yang didapat dari sisa BOS atau kerelaan para siswa. Perjuangan untuk mendapat pengakuan sebagai guru di tengah keterbatasan keuangan yayasan atau sekolah tempat mengabdi.
Acungan Jempol Terhadap Perjuangan Guru Honorer
Tetapi saya bisa merasakan betapa perjuangan mereka benar- benar besar. Antara idealisme guru untuk mencerdaskan anak bangsa dengan rutinitas sehari hari yang penuh dilema (karena tuntutan ekonomi). Tidak kurang guru honorer harus menambah pendapatan dengan menjadi penjaga malam, ngojek, atau membuka les-lesan.
Di Kota jika jeli membuka les private kadang jauh lebih besar pendapatannya daripada mengajar secara rutin di sekolah. Apalagi guru matematika, guru IPA Â dan Bahasa Inggris. Honorer tidak masalah asal les- lesan kencang. Tetapi berbeda dengan guru- guru yang harus menempuh perjalanan panjang menyusuri hutan, menembus tantangan alam yang berat. Terkadang gajinya yang kecil tidak sebanding dengan transportasi yang mahal.
Padahal guru dituntut harus selalu prima di depan kelas. Memberi motivasi pada para siswanya untuk tekun belajar dan menuntut ilmu. Perjuangan guru honorer tidak sebanding dengan gajinya yang kecil. Kalau tidak mempunyai visi kuat mencerdaskan anak bangsa mereka pasti lebih memilih bekerja serabutan untuk tetap bisa hidup dan mampu memenuhi kehidupan sehari harinya yang semakin lama semakin berat.
Di sekolah negeri guru honorer/guru magang sering dimanfaatkan oleh mereka para guru yang sudah bertatus PNS. Full di kelas sementara Guru berstatus PNS bisa dengan leluasa keluar untuk mencari tambahan di luar sekolah.
Jaman dahulu guru PNS terutama di daerah juga mengalami nasib yang tidak lebih baik daripada guru honorer di kota. Gaji hampir tiap bulan minus karena sejumlah utang dan cicilan-cicilan.
Untungnya banyak guru yang masih bisa bekerja sebagai petani hingga kebutuhan sehari- hari mampu ditopang oleh hasil di kebun atau sawah, kalau tidak tentu berat mengelola uang yang tidak seberapa sementara kebutuhan sehari- hari seperti uang sekolah, uang saku, makan, minum terus berjalan.
Dilema Mengangkat Guru Honorer
Sekarang dilema guru honorer membuat pemerintah dihadapkan pada permasalahan kompleks, tuntutan untuk mengangkat ribuan guru honorer menjadi sorotan dan kemudian menjadi komoditas politik. Sementara pemerintah juga menerapkan persyaratan berat jika guru honorer ingin menjadi tetap.
Kompetensi, kecakapan mengajar dan latar belakang keilmuan kadang tidak bisa dipenuhi oleh sebagaian guru honorer. Â Satu sisi pemerintah ingin membantu guru honorer, di sisi lain pemerintah juga harus menetapkan standar mutu guru bukan sekedar bisa mengajar tetapi juga kompeten di bidangnya.
Digorengnya kebijakan pemerintah terhadap guru honorer membuat partai politik, calon pemimpin memanfaatkan guru honorer sebagai senjata untuk menyerang kelemahan pemerintah. Janji- janji ditebar kepada guru honorer seandainya terpilih menjadi pemimpin guru honorer akan mendapat prioritas untuk diangkat menjadi PNS.
Status guru honorer menjadi tekanan tersendiri, minder dan rendah diri ketika berhadapan dengan guru PNS. Para guru honorer berharap ada jalan lempang bagi mereka agar segera mendapat perhatian dari departemen terkait dalam hal ini kemendikbud.
Perjuangan mengabdi, mendidik peserta didik, berangkat pagi pulang sore, masih ditambah dengan membuat persyaratan administrasi seperti RPP, Prota(Program Tahunan), Prosem(program Semester), Analisis Ulangan, Penelitian tindakan kelas menambah beban kerja bertambah, sementara gaji yang diterima hanya berdasarkan belas kasihan dari guru yang sudah PNS atau dana BOS bagi swasta.
Itulah lingkaran persoalan guru nonorer di tanah air. Di satu sisi banyak guru lebih berkumpul di perkotaan dengan alasan banyak pekerjaan sampingan bisa dilakukan di perkotaan sementara gaji lebih dari cukup untuk bekerja di lembaga swasta apalagi sekolah favorit.
Walaupun guru honorer tetapi jika bekerja di sekolah swasta favorit honornya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari apalagi dengan membuka kursus privat cukup untuk membeli mobil dan melakukan sejumlah perjalanan travelling baik dalam negeri maupun luar negeri.
Lowongan Guru di pelosok masih terbuka Lebar
Persebaran guru yang tidak merata (lebih banyak berada di kota) menjadi masalah tersendiri. Padahal guru banyak dibutuhkan di pelosok daerah. Daerah- daerah yang susah dijangkau dengan transportasi biasa harus berjuang untuk sampai di daerah terpencil. Banyak CPNS yang akhirnya menyerah memilih menjadi guru honorer di kota atau memilih pekerjaan lain selain guru karena kendala kerasnya medan yang dilalui untuk menjadi guru di pelosok daerah.
Banyak politikus menggampangkan permasalahan terkait guru honorer. Sebetulnya pemerintah mudah saja mengangkat mereka tetapi jika hanya mengangkat saja tanpa menseleksinya tentunya akan membuat repot pemerintah. Ketika ribuan guru honorer diangkat muncul banyak masalah karena kompetensi guru menjadi bagian rumit yang mesti dihadapi dengan bijaksana.
Untuk meraih mutu pendidikan salah satu persyaratannya adalah kualitas guru, jika hanya merekrut guru berdasarkan kuantitas saja maka mutu pendidikan akan menurun. Tetapi melihat perjuangan tidak kenal lelah para guru honorer untuk mengajar dengan imbalan tidak wajar juga membuat perasaan terenyuh karena bagaimanapun guru honorer adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang mesti dihargai dedikasinya.
Tuntutan guru honorer tetap harus didengarkan dan diakomodir tetapi mereka juga harus dijelaskan bahwa persyaratan mengajar bukan karena pengabdian tidak kenal lelah. Aspek kompetensi, aspek kualitas juga perlu diperhitungkan. Jika guru berkualitas maka akan muncul kreativitas dari guru yang mampu memberi motivasi belajar siswa atau peserta didik. Dalam tiap pekerjaan seleksi menjadi penting karena bagaimanapun dalam bekerja harus bisa menunjukkan sikap profesionalitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H