Perjuangan mengabdi, mendidik peserta didik, berangkat pagi pulang sore, masih ditambah dengan membuat persyaratan administrasi seperti RPP, Prota(Program Tahunan), Prosem(program Semester), Analisis Ulangan, Penelitian tindakan kelas menambah beban kerja bertambah, sementara gaji yang diterima hanya berdasarkan belas kasihan dari guru yang sudah PNS atau dana BOS bagi swasta.
Itulah lingkaran persoalan guru nonorer di tanah air. Di satu sisi banyak guru lebih berkumpul di perkotaan dengan alasan banyak pekerjaan sampingan bisa dilakukan di perkotaan sementara gaji lebih dari cukup untuk bekerja di lembaga swasta apalagi sekolah favorit.
Walaupun guru honorer tetapi jika bekerja di sekolah swasta favorit honornya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari apalagi dengan membuka kursus privat cukup untuk membeli mobil dan melakukan sejumlah perjalanan travelling baik dalam negeri maupun luar negeri.
Lowongan Guru di pelosok masih terbuka Lebar
Persebaran guru yang tidak merata (lebih banyak berada di kota) menjadi masalah tersendiri. Padahal guru banyak dibutuhkan di pelosok daerah. Daerah- daerah yang susah dijangkau dengan transportasi biasa harus berjuang untuk sampai di daerah terpencil. Banyak CPNS yang akhirnya menyerah memilih menjadi guru honorer di kota atau memilih pekerjaan lain selain guru karena kendala kerasnya medan yang dilalui untuk menjadi guru di pelosok daerah.
Banyak politikus menggampangkan permasalahan terkait guru honorer. Sebetulnya pemerintah mudah saja mengangkat mereka tetapi jika hanya mengangkat saja tanpa menseleksinya tentunya akan membuat repot pemerintah. Ketika ribuan guru honorer diangkat muncul banyak masalah karena kompetensi guru menjadi bagian rumit yang mesti dihadapi dengan bijaksana.
Untuk meraih mutu pendidikan salah satu persyaratannya adalah kualitas guru, jika hanya merekrut guru berdasarkan kuantitas saja maka mutu pendidikan akan menurun. Tetapi melihat perjuangan tidak kenal lelah para guru honorer untuk mengajar dengan imbalan tidak wajar juga membuat perasaan terenyuh karena bagaimanapun guru honorer adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang mesti dihargai dedikasinya.
Tuntutan guru honorer tetap harus didengarkan dan diakomodir tetapi mereka juga harus dijelaskan bahwa persyaratan mengajar bukan karena pengabdian tidak kenal lelah. Aspek kompetensi, aspek kualitas juga perlu diperhitungkan. Jika guru berkualitas maka akan muncul kreativitas dari guru yang mampu memberi motivasi belajar siswa atau peserta didik. Dalam tiap pekerjaan seleksi menjadi penting karena bagaimanapun dalam bekerja harus bisa menunjukkan sikap profesionalitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H