Jangan cepat apriori terhadap judul. Tidak berarti saya sebagai penulis akan menunjuk dengan terang rasa kecewa atas insiden vandalisme ketika May Day Rabu Kemarin. Rasanya demo buruh sekarang ini memang tidaklah terlalu eksplosif.Â
Tapi ada beberapa peristiwa yang membuat saya menyayangkan insiden vandalisme dengan cara mencoret- coret gedung, tembok, jalan di sepanjang demo yang dilakukan oleh sekelompok orang berbaju hitam.Â
Setelah ada sebagian peserta yang ditangkap ternyata mereka bukan buruh saja. Mereka adalah para pelajar, mahasiswa dan sekekompok anak muda yang memanfaatkan hari libur (Hari Buruh) untuk membuat kekacauan.
Demo Buruh Tertib Rusak Oleh Aksi Baju Hitam- hitam
Padahal aksi buruh sendiri berlangsung damai. Aksi demo oleh sekelompok orang yang rata- rata muda ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada yang mendanai demo anarkhis tersebut. Perusakan fasilitas umum, mengecat dan mengotori tembok dan pertokoan tentunya adalah tidnakan tidak terpuji.
Anak- anak muda yang mempunyai pemikiran, kreatifitas, tenaga lebih namun salah arah. Mereka boleh protes atau mengadakan aksi turun ke jalan tetapi jika akhirnya merusak fasilitas umum, mengotori tembok dan pertokoan dengan coretan "ngawur" tentu menimbulkan keresahan.Â
Keresahan itu satu tentang masa depan anak muda. Mereka mempunyai energi berlebih tetapi jika hanya digunakan untuk membuat rusuh dan keresahan sehingga merugikan khalayak bagaimana bisa mempercayai mereka meneruskan estafet kepemimpinan dengan aksi anak muda yang terkesan tidak terdidik dan tidak bermoral.
Kedua tentunya aksi demo itu merusak demo damai buruh. Buruh  tidak merasa terwakili dengan vandalisme yang dilakukan sekelompok orang yang memakai baju serba hitam.Â
Saya mencoba mengorek informasi ternyata aksi  di Bandung itu dilakukan oleh kelompok orang yang terdoktrin Anarko Sindikalisme.Doktrin pekerja yang berasal dari Amerika Selatan dan menyasar ke Indonesia belakangan ini.Â