Dengan judul ini ada bermacam dugaan bagi anda pembaca dalam menginterpretasikannya. Bisa jadi terasa sarkasme karena Quick count sejumlah lembaga survei telah menentukan pemenangnya.Â
Ada juga pembaca yang menasosiasikan bahwa saya penulisnya sedang menyindir Prabowo yang belum mengakui dirinya kalah. Bahwa dengan yakinnya ia mengklaim melalui exitpol yang dilakukan timnya dan pendukungnya bahwa kemenangan mencapai 62 persen.
Bagi yang berakal dungu seperti saya, tentu tidak habis mengerti mengapa Prabowo dengan gagahnya berani mengatakan menang, sedangkan Jokowi yang dalam quick count yang dilakukan oleh hampir seluruh lembaga survei yang diakui KPU dinyatakan menang, masih menunda untuk tidak mengklaim kemenangan sebelum penghitungan resmi KPU berakhir.
Kepada pendukungnya yang sangat ekspresif dan selalu mengekspos kecurangan pemilu dilakukan masif terstruktur dengan melibatkan petugas keamanan, lembaga survei, pemerintah dan pihak- pihak yang tidak suka Indonesia dipimpin oleh Prabowo.Â
Elite politik rasanya menurut penerawangan bodoh saya tentu saja mundur jauh. Mereka elite politik sangat spesial karena mempermainkan rakyat yang sudah antusias mensukseskan pemilu dan mengakui kalah dan menang dengan legowo.
Sudahlah, bangsa Indonesia memang menunggu real count KPU, namun dari pengalaman lalu penghitungan quick count tidak meleset jauh. Rasanya saya yang gila atau mereka yang merasa menang yang sedang berhalusinasi.
Sebagai mantan tentara sportifitas tentu dijunjung tinggi. Dalam perang ada menang ada kalah dan kecanggihan teknologi saat ini tentu tidak bisa menghilangkan jejak realitas pemilu.Â
Pengawas bukan hanya saksi tetapi juga masyarakat yang mengikuti jalannya pemilu. Mereka mencatat, mendokumentasikan hampir semua penghitungan di tiap TPS TPS.Â
Melalui metode sampling saja sudah bisa diperkirakan. Nanti jika partisipasi masyarakat aktif, mereka bisa menghitung real tiap TPS yang ada dan kirimkan ke website KPU, dihitung dengan mesin hitung canggih tentu akan dengan cepat mendapat hasilnya.
Terlepas masih ada pro dan kontra pada mereka yang belum bisa mencoblos karena hambatan, logistis, hambatan admisnistrasi dan mis komunikasi tidak akan berpengaruh banyak.