Hingga waktu senja tiba
 tidak ada tanda- tanda senyum hadir disudut bibirmu
dan saat malam merangkak
semakin mendung wajahmu
kutanya mengapa wajahmu tersaput kabut
diamlah jawabanmu
sementara bulir-bulir air mulai mendesak sudut matamu
pelan namun pasti air matamu menderas
menyusur pipi ranummu yang kukenal bahkan sampai jumlah pori-porinya
Kepada hari kuhitung mundur
mereka- reka mengapa ada api memadam
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!