Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Berjiwa Patriot dari Atlet Olahraga

28 Agustus 2018   14:30 Diperbarui: 29 Agustus 2018   01:43 2101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patriotisme, perjuangan gigih menjadi dasar Atlet berprestasi ((foto.kompas.com)

Di arena bulu tangkis terlihat bahwa meskipun ada perbedaan peringkat dunia tetapi daya juang mereka sama-sama membuat semangat besar di antara kekurangan-kekurangan yang mereka miliki.

Anthony Sinisuka Ginting  dalam kelelahan berat dan kram kaki  masih berusaha mendulang poin sampai titik dia tidak  bisa bangkit.

Perjuangan Atlet Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing dalam hal apapun termasuk kreatifitas seni dan penyajian gemilang pembukaan Asian Games yang memukau.

Singkirkan dulu sentimen politik, perbedaan ideologi, suara -suara nyinyir yang menyuarakan rasa pesimis akan keadaan ekonomi, politik dan pemerintahan. Percaya pada diri sendiri bahwa Indonesia bisa berbenah mengejar ketertinggalan dengan negara maju. Nyatanya di ajang Asian Games Indonesia bisa unjuk diri.

Harusnya  mereka yang berusaha memanas-manasi masyarakat dan membuat suara-suara pesimis sejenak merenung. Apa yang telah disumbangkan kalian untuk negara.

Negara butuh pejuang bukan pecundang, negara butuh orang - orang gentlemen yang mau mengakui kekalahan dengan legowo, menang dengan tanpa membawa kesombongan dan tinggi hati.

Politisi Perlu Belajar dari Semangat Atlet Asian Games

Buih-buih politik itu semoga hanyalah buih-buih keseruan dalam kontestasi pemilihan Presiden. Siapapun presiden terpilih itu adalah hasil pilihan rakyat.

Jika kampanye berlangsung tidak dengan mengorek-ngorek kelemahan lawan tapi menunjukkan dengan program yang jelas,  bila diterima nalar itu akan lebih elegan.

Bisa dilihat kompetisi di olah raga. Meskipun ada intrik, taktik untuk menang, tetapi saat kompetisi berlangsung, rangkulan, salaman, tos-tosan tetap dilakukan sebagai bentuk sportifitas.

Kalah Menang Jangan Dipolitisasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun